***
Title: City of Heavenly Fire | Author: Cassandra Clare | Edition language: Indonesian, First Edition, January 2015 | Translator: Meda Satrio | Publisher: Fantasious | Status: Owned book | Page: 636 pages | My rating: 4 of 5 stars
***
Tentang City of Heavenly Fire...
Kita semua adalah potongan-potongan dari apa yang kita ingat. Kita menyimpan dalam diri kita sendiri harapan-harapan dan ketakutan-ketakutan orang-orang yang mencintai kita. Selama ada cinta dan kenangan, tidak ada kehilangan sesungguhnya.
---hal 632
City of Heavenly Fire menceritakan tentang bagaimana Sebastian benar-benar menjalankan rencananya. Mengubah pemburu bayangan menjadi pemburu bayangan yang tergelapkan. Berusaha menjadi penguasa dari sebuah kota yang hancur. Berusaha membuat Clary untuk mencintainya.
Satu-satunya cara untuk mengalahkan Sebastian adalah dengan api surgawi. Masalahnya adalah api surgawi ini terperangkap di dalam tubuh Jace. Belum ada yang tahu bagaimana cara mengeluarkannya. Well, well, well, kira-kira siapa yang bisa ya?
Kata saya setelah membaca City of Heavenly Fire...
Saat memutuskan untuk membaca buku ini diantrian berikutnya, saya sedikit menyesal melihat betapa tebal halamannya serta betapa kecil huruf-hurufnya. Saya berkata seandainya saja buku-buku yang ada ditimbunan saya memiliki ketebalan yang normal, tentunya progress bar reading challenge Goodreads saya tidak mengatakan "6 books behind schedule" :'(
Tetapi setelah selesai membaca buku ini, saya tarik kata-kata saya kembali. Membaca buku tebal ternyata tidak buruk-buruk amat. Satu hal positif yang selalu saya dapatkan dari membaca buku bantal adalah saya bisa tenggelam dalam ceritanya. Tenggelam cukup lama untuk membuat saya sedih karena harus keluar dari cerita itu dan kembali ke dunia nyata.
Sebelumnya saya selalu mengatakan kalau saya tidak terlalu suka dengan seri The Mortal Instruments. Saya cenderung kurang suka dengan cerita yang tokoh utamanya .... errr .... kurang berguna, *sungkem sama Clary*.
Hanya karena saya terlanjur sudah punya buku pertamanya, dan saya orangnya paling tidak bisa kalau melihat sebuah seri tidak lengkap berjajar di rak buku, maka saya bertahan membaca 6 buku di seri The Mortal Instruments.
Sekarang di buku keenam ini, saya harus menarik kata-kata saya kembali. Oke, saya akhirnya suka dengan seri The Mortal Instruments. Jace sudah tidak terlalu arogan lagi, Clary semakin hebat, dan Alec semakin cakep dari hari ke hari .... errr atau lebih tepatnya .... dari halaman ke halaman :D. Belum lagi Saudara Zachariah yang bahkan Isabelle pun mengakui kalau dia semakin hot. Ehm, intinya, semua tokohnya sudah semakin kuat dan ada gunanya.
Ngomong-ngomong, setelah selesai membaca buku ini, saya merasa sedih, *eaaaaa*. Tidak tahu kenapa, saya merasa, halaman-halaman terakhir buku ini membicarakan tentang kehilangan dan kenangan. Saya sampai menitikkan air mata. Padahal tidak sedih-sedih amat.
Tapi mungkin ini juga karena saya baru saja kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi saya. Seeorang yang pergi dan meninggalkan saya bersama kenangan-kenangan dan rasa penyesalan akan harapan-harapannya yang terlambat saya wujudkan.
Ini sebabnya saya memasang quote di atas. Itu pesan dari Saudara Zachariah. Cukup ampuh bagi saya yang masih berduka karena rasa kehilangan.
At last, rasanya berat sekali berpisah dengan dunia para pemburu bayangan ini. Mungkin nanti saya akan mengoleksi seri The Infernal Devices juga. Jadi 4 dari 5 bintang lah untuk City of The Heavenly Fire. I really liked it.
Baca juga: City of The Lost Souls
***
- Jika berkenan, follow blog irabooklover atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian ;)
- Buat blog post yang berisi review buku.
- Jika berkenan, sertakan juga button/gambar #MondayReview di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini XD
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/
0 Comments:
Posting Komentar