Judul buku: Surat Kecil untuk Ayah | Pengarang: Boy Candra | Penerbit: Bukune | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan I, Jakarta, 2018 | Dimensi buku: vi + 174 hlm.; 14x20 cm| Status: Pinjam di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Hulu Sungai Utara | Bisa dibeli di: belbuk.com atau bukabuku.com ^^
Blurb:
Ayah, di rentang waktu yang mengurangi usia, aku takut kekecewaan masih saja berdiam di dadamu. Sungguh tiada keinginan selain melihat seulas senyum bahagia di hari tuamu. Sudah cukup kau berjuang demi menciptakan hidupku yang lebih baik. Segala hal yang kau lakukan tak akan terbalas oleh apa pun. Kau paling paham, bahwa aku butuh kasih dan sayangmu.
Jangan biarkan sedih mengaliri wajahmu. Dalam setiap doa yang kau panjatkan, ada harapan-harapanku yang terwujud meski kadang sulit. Tetaplah menjadi bagian penting perjalananku, Ayah. Hingga nanti kita merasakan bahagia yang paling tinggi, di usia kita yang tak ada lagi.
***
My Book Review of Surat Kecil untuk Ayah...
"Harta paling besar di dunia ini adalah hati, Nak. Perkayalah hatimu agar senantiasa bahagia dan tak mudah terluka." --- hlm. 158
Kutipan di atas adalah salah satu nasihat ayah yang menurut saya perlu diingat dari buku ini. Perkayalah hatimu agar senantiasa bahagia dan tak mudah terluka. Kutipan yang indah dan benar adanya.
Setelah Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai, Surat Kecil untuk Ayah adalah buku kedua dari Boy Candra yang saya baca. Saya tertipu lagi dengan judul dan penampilan buku ini. Saya mengira buku ini adalah sebuah novel, tapi ternyata bukan. Buku ini adalah kumpulan cerita pendek.
Ada berbagai tipe ayah yang diceritakan di sini. Hampir semua kisahnya membuat saya menitikkan air mata. Haduh, saya memang cengeng dari sananya sih, ahaha.
Lagi, menurut saya, kelebihan buku ini ada di sampul dan judulnya yang cantik. Gaya penulisannya masih indah. Nge-jleb di hati juga. Keren deh pokoknya.
Ada beberapa cerita yang endingnya tidak bisa saya tebak. Ada juga beberapa cerita yang endingnya di luar dugaan. Ada beberapa cerita yang sepertinya berhubungan dengan curahan hati yang ada di buku Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai.
Sayangnya, saya menemukan beberapa kesalahan ketik di buku ini. Tapi jumlahnya masih bisa saya toleransi, jadi tidak apa-apa lah.
Kemudian, sayangnya lagi, buku ini tidak memiliki daftar isi. Jadi saya sedikit kesulitan mencari-cari di halaman berapa cerita-cerita favorit saya berada.
Sama seperti buku-buku tentang Ayah yang pernah saya baca sebelumnya, buku ini juga membuat saya speechless. Kisah hubungan antara orang tua dan anak memang selalu bisa membuat saya merasa terharu. Saya jadi sedikit bingung ingin menuliskan apa di ulasan Surat Kecil untuk Ayah ini.
Buku ini menyadarkan saya bahwa kadang-kadang saya sebagai anak ternyata bisa seegois itu. Saya jadi teringat kepada ayah saya yang sudah tiada. Apakah saya membuat beliau kecewa.
Maafkan saya ayah. Semoga saya bisa menjadi anak yang sholehah untuk ayah. Semoga ayah tenang dan bahagia di sana. Aamin.
So, menutup book review dari Surat Kecil untuk Ayah ini, saya beri rating 3 dari 5 bintang. Yeap, I liked it.
So, menutup book review dari Surat Kecil untuk Ayah ini, saya beri rating 3 dari 5 bintang. Yeap, I liked it.
***
Baca juga: Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai
0 Comments:
Posting Komentar