***
Judul: Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh | Pengarang: Dee | Penerbit: TrueDee Books | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan V, Bandung, November 2001, xii + 231 hlm, 21 cm | Status: Owned book | Tanggal beli: 5 Januari 2007 | Rating saya: 3 dari 5 bintang
***
Saya tahu buku ini berkat rekomendasi dari guru Bahasa Indonesia di bimbel yang saya ikuti waktu SMA dulu. Saya masih ingat waktu itu beliau semangat sekali merekomendasikan buku ini kepada kami. Beliau bilang buku Supernova ini benar-benar bagus.
So, saya langsung membeli Supernova begitu ada kesempatan. Dan reaksi saya setelah membacanya adalah saya SHOCK. Waktu itu saya masih SMA, bacaan saya didominasi oleh buku-buku fantasi dongeng dan kadang-kadang karya-karya pujangga lama yang saya pinjam di perpustakaan sekolah. Buku-buku yang --- kalau menurut istilah saya --- masih mengajarkan nilai moral yang bagus.
Dan saya benar-benar syok setelah membaca Supernova, dimana saya diperkenalkan dengan area abu-abu. Dimana hubungan sesama jenis, pelacuran dan perselingkuhan menjadi bumbu dalam cerita ini. Lama saya tak menyentuh Supernova lagi. Bahkan tidak tertarik membaca buku-buku selanjutnya. Saya sedih dengan kenyataan hidup yang diperkenalkan oleh Supernova.
Dan lebih dari satu dekade kemudian, baru saya tertarik kembali untuk membaca ulang Supernova dan ingin melanjutkan membaca sampai buku-buku berikutnya. Yeah, saya sudah dewasa dan sudah membaca begitu banyak buku, sehingga sekelam apa pun dunia yang diceritakan di dalam sebuah buku tidak terlalu mempengaruhi saya seperti jaman saya masih polos dulu, *eh*.
Jadi ada sepasang kekasih gay di buku ini, namanya Dhimas dan Ruben. Mereka memutuskan untuk membuat sebuah kisah roman masterpiece yang katanya bisa menjembatani semua percabangan sains.
Kisah mereka didasarkan pada dongeng masa kecil Dhimas yang berjudul Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh. Cerita aslinya, Ksatria jatuh cinta pada sang Putri, namun sang Putri berada jauh tinggi di langit. Ksatria pun meminta bantuan kepada Bintang Jatuh untuk membawanya ke langit, ke tempat sang Putri berada. Namun ketika melihat kecantikan sang Putri, Bintang Jatuh pun jatuh hati dan menjatuhkan si Ksatria.
Dalam kisah Dhimas dan Ruben, sang Ksatria mereka beri nama Ferre yang jatuh hati pada seorang Putri yang mereka beri nama Rana. Rana juga jatuh cinta pada Ferre. Jadi tak ada masalah cinta bertepuk sebelah tangan, yang jadi masalah adalah Rana ini sudah bersuami.
Lalu tokoh Bintang Jatuh diberikan kepada Diva, seorang perempuan, bukan seorang laki-laki seperti cerita aslinya. Si Bintang Jatuh ini digambarkan sebagai seseorang yang berpengatahuan luas, namun tanpa titel. Saya rasa ada sedikit sindiran bagi orang-orang bertitle namun kepintarannya tidak sebanding dengan titelnya di sini, *uhuk*.
Diva juga digambarkan sebagai seorang yang sinis. Diva digambarkan sebagai seseorang yang tidak terikat pada apa pun. Dia cantik, kaya, dan pintar. Hanya saja, dia memperdagangkan sesuatu yang mungkin dianggap h*ina oleh orang-orang.
Kemudian ada tokoh Supernova juga. Jujur waktu saya membaca buku ini pertama kali, saya yakin sekali kalau Supernova itu adalah si anu. Tapi setelah membaca ulang, saya jadi ragu, hahhah.
Nah..nah, bagaimana akhir kisah cinta Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh versi Dhimas dan Ruben? Silakan dibaca sendiri bukunya ya, hihihi.
Saya tidak yakin saya mengerti, hahhhah *kenakeplak*. Saya lulusan fakultas sains, tapi ketika sains diceritakan di dalam sastra, saya menjadi tidak yakin lagi.
Saya rasa novel ini seperti semacam novel filsafat. Mempertanyakan tentang sesuatu seperti eksistensi diri kita sendiri atau untuk apa kita hidup atau semacam itulah. Banyak pesan moral yang bisa diambil dari kisah ini namun ada juga beberapa yang tidak saya setujui.
At last, sebelum penyakit sotoy saya kambuh, saya rasa ulasan saya cukup sampai di sini saja, hohoho. Apakah saya menyukai buku ini? Jawabannya adalah ya. Buku ini cukup menghibur dan lebih membuat saya melek tentang fenomena sosial yang saya hindari keberadaannya. So, saya beri 3 dari 5 bintang untuk Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh. Yeap, I liked it.
[Book Review] Animal Farm by George Orwell #BacaBukuPerpus2020 #HSUGemarMembaca
irabooklover Maret 25, 2020 #bacabukuperpus, Bentang Pustaka, Book Review, Fable, George Orwell, Review 2020 2 comments
***
Judul: Animal Farm | Pengarang: George Orwell | Penerbit: Bentang | Penerjemah: Bakdi Soemanto | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan I, Yogyakarta, Januari 2015, iv + 144 halaman; 20,5 cm | Status: Pinjam dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana, mengumpulkan para binatang di peternakan untuk bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; menciptakan sebuah dunia di mana binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri.
Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan manusia digulingkan di bawah pimpinan dua babi cerdas: Snowball dan Napoleon. Namun, kekuasaan ternyata sungguh memabukkan. Demokrasi yang digaungkan perlahan berbelok kembali menjadi tiran di mana pemimpin harus selalu benar. Dualisme kepemimpinan tak bisa dibiarkan. Salah satu harus disingkirkan … walau harus dengan kekerasan.
Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award untuk novela terbaik (1996) dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya.
My Review:
Saya speechless setelah membaca novel ini. Somehow, ceritanya terasa begitu dekat dan nyata. Padahal kata blurb-nya, novel ini adalah novel alegori politik yang ditulis pada masa Perang Dunia ke-II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet.
Saya tidak tahu pasti apa itu alegori, satire dan totaliterisme. Jadi saya cari di KBBI, hehe. Dan ternyata alegori adalah cerita yang dipakai sebagai lambang (ibarat atau kias) peri kehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik (terutama moral) atau menerangkan sesuatu (gagasan, cita-citam atau nilai kehidupan, seperti kebijakan, kesetiaan, dan kejujuran). Satire adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kesustraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Dan totaliterisme adalah paham yang dianut oleh pemerintahan totaliter dan praktik-praktik yang dilaksanakan. Totaliter sendiri adalah bersangkutan dengan pemerintahan yang menindas hak pribadi dan mengawasi segala aspek kehidupan warganya.
Jadi cerita berawal dari sebuah peternakan bernama Peternakan Manor. Pemiliknya adalah Pak Jones yang pemalas dan gemar minum-minum.
Pada suatu malam, Major, si babi tua bijaksana menceritakan bahwa dia pernah bermimpi tentang kebebasan binatang yang tidak lagi berada di bawah tirani manusia.
Selama ini, para binatang merasa tertindas. Mereka bekerja sangat keras namun hasilnya lebih banyak dinikmati oleh manusia.
Selama ini, para binatang merasa tertindas. Mereka bekerja sangat keras namun hasilnya lebih banyak dinikmati oleh manusia.
Siapa sangka, pemberontakan binatang benar-benar terjadi. Saat itu, Pak Jones dan pegawai-pegawainya sedang malas-malasnya dan lupa memberi makan hewan ternak mereka. Para binatang yang lapar pun marah dan mengambil alih peternakan dengan dipimpin oleh dua binatang tercerdas di peternakan itu, yaitu babi-babi bernama Snowball dan Napoleon.
Awalnya semua berjalan seperti yang diimpikan para binatang. Mereka tetap bekerja namun hasilnya untuk mereka sendiri. Makanan melimpah dan dibagi sama rata.
Namun, kekuasaan memang memabukkan. Siapa yang tidak terlena dengan kerja santai tapi makanan disediakan melimpah. Siapa yang tidak terlena karena mendapat rasa hormat dari para binatang lain. Siapa yang tidak terlena karena semua keinginannya dituruti.
Maka terulanglah kembali, penindasan terhadap binatang. Namun kali ini lebih buruk, karena dilakukan oleh sesama binatang itu sendiri, yang dulu berjanji bersama mereka bahwa semua binatang itu setara.
Mereka ditindas oleh salah satu babi yang memimpin pemberontakan dulu. Semua binatang jadi takut dengan babi itu karena dia dijaga dengan setia oleh anjing-anjing galak. Binatang-binatang itu ditindas oleh babi dan anjing. Bagaimana? Sudah terasa satire-nya kan?
Hiks, sedih banget. IMO, para binatang ini tertindas karena kebanyakan dari mereka buta huruf dan gampang sekali dimanipulasi. Mereka percaya saja kebohongan yang dikatakan oleh provokator yang juga berasal dari kalangan babi yang pandai bicara, meskipun fakta sebenarnya tepat terjadi di depan hidung mereka sendiri.
Sedangkan yang cerdas diantara mereka memilih diam karena merasa bahwa penguasa yang lupa akan janjinya itu sudah merupakan hukum alam yang tak bisa dirubah.
Sedangkan yang cerdas diantara mereka memilih diam karena merasa bahwa penguasa yang lupa akan janjinya itu sudah merupakan hukum alam yang tak bisa dirubah.
Para binatang ini bekerja sangat keras, namun hasil yang mereka terima untuk diri mereka sendiri sangat sedikit. Mereka kedinginan di kandang masing-masing sementara para babi dan anjing hidup kenyang, hangat dan nyaman di rumah bekas Pak Jones.
Kisah ini ditutup dengan kalimat yang sangat bagus menurut saya. Kalimat tersebut adalah
"Makhluk-makhluk di luar memandang dari babi ke manusia, dan dari manusia ke babi lagi; tetapi mustahil mengatakan mana yang satu dan mana yang lainnya." ---halaman 140
At last, buku ini benar-benar membuat saya sedih. Buku ini juga membuat saya berpikir di mana posisi saya kalau berada di dalam cerita ini.
So, 4 dari 5 bintang untuk Animal Farm. I really liked it.
So, 4 dari 5 bintang untuk Animal Farm. I really liked it.
Ketika Menulis Lebih Populer Daripada Membaca #HSUGemarMembaca
irabooklover Maret 24, 2020 #hsugemarmembaca, Events 4 comments
***
Hai..hai..teman-teman. Selamat hari selasa yang mendung berawan dari kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan XD. Semoga kita semua diberikan kesehatan selalu dan semoga wabah COVID-19 yang melanda negeri kita ini cepat berlalu.
Kali ini saya ingin curcol mengenai hasil rapat perdana yang diadakan oleh Komunitas Duta Baca Hulu Sungai Utara yang bertempat di Ruang Baca Anak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2020 kemarin.
Sekilas tentang Komunitas Duta Baca HSU, komunitas ini terbentuk sejak acara Pemilihan Duta Baca Hulu Sungai Utara yang berlangsung tanggal 12 Maret 2020 kemarin. Anggotanya adalah para peserta yang ikut mendaftarkan diri dalam acara tersebut.
Saya menaruh harapan besar terhadap komunitas ini....
Saya sebenarnya menaruh harapan besar dengan komunitas ini. Saya mengira akan menemukan teman sesama pecinta buku. Sudah terbayang-bayang kalau kita-kita nanti bakalan excited banget melakukan kegiatan-kegiatan khas komunitas baca seperti baca bareng, bikin review bareng, bikin tantangan baca dan sebagainya.
Tapi ternyata....
Etapi ternyata saya salah. Mereka yang tergabung di komunitas ini sama sekali tidak excited dengan kegiatan tersebut. Mereka masih asing dengan kegiatan-kegiatan komunitas baca seperti yang saya sebutkan di atas.
Mereka malah lebih semangat menyambut aktivitas yang berhubungan dengan menulis. Jadi saat membahas kegiatan apa yang akan kami lakukan untuk menyambut Hari Buku Internasional yang jatuh pada tanggal 23 April nanti, mereka langsung mengusulkan untuk mengadakan lomba menulis, lomba cipta puisi pula, hiks.
Saat merumuskan program kerja apa yang akan kami laksanakan, mereka lagi-lagi mengusulkan kegiatan yang berhubungan dengan menulis, yaitu bimbingan menulis skripsi. Mereka excited banget dengan kegiatan menulis sehingga saya jadi tidak tega untuk mengingatkan mereka tentang komitmen yang kami ucapkan bersama waktu acara pemilihan duta baca kemarin.
Menurut saya, kegiatan-kegiatan yang mereka usulkan lebih tepat ada di dalam komunitas menulis seperti Forum Lingkar Pena daripada berada dalam komunitas baca.
Kegiatan - kegiatan menulis itu, somehow, terasa salah tempat dan tidak cocok dengan komunitas baca baik dari segi nama maupun dari segi tujuan komunitas.
Usul saya untuk mengadakan tantangan baca dan menulis ulasan dari buku yang dibaca sepertinya kurang menarik minat mereka. Apalagi dengan mewabahnya virus COVID-19, layanan perpustakaan daerah ditutup untuk sementara. Jadi rencana saya untuk mengadakan tantangan membaca buku-buku perpustakaan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.
So, what should I do?
Tapi saya tidak akan bersedih lama-lama. Saya masih akan terus semangat mencari teman-teman yang benar-benar mempunyai minat baca yang tinggi di lingkup Kabupaten Hulu Sungai Utara demi terwujudnya tujuan awal dibentuknya komunitas ini, yaitu mewujudkan masyarakat Hulu Sungai Utara yang gemar membaca. Saya masih akan terus semangat untuk menularkan virus gemar membaca lewat kegiatan-kegiatan khas komunitas baca online seperti bookstagram, book blogger, ataupun booktuber. Saya tidak akan menyerah. Semangat..semangat...*pasang ikat kepala*.
Pertanyaannya?
At last, populernya kegiatan menulis daripada membaca seperti yang saya ceritakan di atas menimbulkan pertanyaan di kepala saya karena hal ini tidak hanya terjadi sekali ini saja, tapi sudah berkali-kali saya temukan tidak hanya di Kabupaten Hulu Sungai Utara tetapi di lingkup Provinsi Kalimantan Selatan juga.
Tentang kenapa gerakan gemar membaca di daerah ini, selalu di isi dengan kegiatan non membaca seperti story telling dan lomba menulis. Saya tahu story telling dan kegiatan menulis masih bisa dikaitkan dengan aktivitas membaca, tapi kenapa? Kenapa gerakan gemar membaca tidak diisi langsung dengan kegiatan membaca itu sendiri, seperti tantangan membaca misalnya, yang nantinya juga dibarengi dengan menulis ulasan sehingga kegiatan menulis pun juga tercakup di sana. Kenapa para penggiat literasi di daerah ini seakan-akan melompati step membaca itu sendiri dan lebih memilih kegiatan lain yang sedikit lebih jauh?
Adakah teman-teman yang bisa bantu menjawabnya? XD
Misteri Nuri Gagap by Robert Arthur #BookReview #BacaBukuPerpus2020 #HSUGemarMembaca
irabooklover Maret 23, 2020 Book Review, Gramedia Pustaka Utama, Mystery, Robert Arthur, Trio Detektif No comments
***
Judul: Misteri Nuri Gagap | Seri: Trio Detektif #2 | Pengarang: Robert Arthur | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan I, Jakarta 2014, 240 hlm, 18 cm. | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Ketika Trio Detektif menerima kasus mencari nuri gagap yang hilang, mereka mengira penyelidikan kali ini bakal santai. Betapa salahnya mereka!
Ternyata bukan hanya satu nuri yang hilang. Petualangan mereka juga semakin seru ketika ada pihak yang rela melakukan apa pun untuk memiliki nuri-nuri tersebut.
Trio Detektif harus adu cepat dan adu cerdik untuk menemukan tujuh nuri istimewa yang masing-masing menyampaikan pesan terselubung dari pria misterius.
My Review:
Saya pertama kali membaca buku ini kira-kira 16 tahun yang lalu dan sama sekali lupa bagaimana ceritanya. Jadi baca ulang ini seperti baru baca pertama kali.
Saya hanya ingat waktu itu, kisah Trio Detektif ini seru sekali dan saya memang sudah berencana untuk membaca ulang seri Trio Detektif ini sejak tahu bukunya dicetak ulang dan tersedia untuk dipinjam di iPusnas. Tapi setelah membaca ulang buku pertama yang berjudul Misteri Puri Setan, saya tidak merasakan keseruan yang dulu ada saat membaca buku ini belasan tahun lalu.
Namun, setelah membaca kasus Misteri Nuri Gagap ini, dengan sistem #SatuBabPerHari dalam rangka mengikuti challenge #BacaDuluYuk yang diadakan oleh akun@gramedia di Twitter, ceritanya jadi super seru.
Kasus ini awalnya dianggap sederhana karena Trio Detektif hanya diminta untuk mencari burung nuri milik Mr. Fentriss yang hilang. Burung nuri yang bernama Billy ini kebetulan sangat unik karena mengucapkan sesuatu yang aneh dengan tergagap-gagap.
Uniknya, teman Mr. Fentriss pun kehilangan burung nurinya yang bernama Little Bo Peep yang kebetulan juga dibeli dari pedagang berkebangsaan Meksiko yang sama dan kebetulan juga mengucapkan sesuatu yang sama anehnya dengan yang diucapkan oleh Billy meskipun tidak dengan tergagap-gagap.
Kasus pun berkembang sampai Trio Detektif terlibat dengan seorang pedagang barang langka yang cepat naik darah dan juga seorang pencuri barang seni ulung yang sangat cerdik. Mereka harus saling adu kecerdasan untuk memecahkan teka-teki yang melibatkan para makhluk bersayap yang pandai bicara tersebut demi sebuah barang seni langka yang tak ternilai harganya.
Fiuuuh...seru banget ceritanya, terutama di bagian saat Jupiter mulai bisa menebak apa maksud dari teka-teki yang dititipkan pada para nuri. Ceritanya berakhir dengan happy ending untuk semua pihak. Dan saya rasa saya akan lanjut membaca seri ini dengan sistem #SatuBabPerHari agar keseruannya lebih berasa.
At last, 4 dari 5 bintang untuk Misteri Nuri Gagap. I really liked it.
Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta Baca Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2020 #HSUGemarMembaca
irabooklover Maret 16, 2020 #hsugemarmembaca, Events 14 comments
Bismillahirrahmanirrahim...
Hai teman-teman..selamat hari senin. Semoga hari ini berjalan dengan luar biasa baiknya ya XD
Di postingan ini, saya ingin menceritakan tentang acara Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta Baca Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2020 yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Maret 2020 kemarin.
Hai teman-teman..selamat hari senin. Semoga hari ini berjalan dengan luar biasa baiknya ya XD
Di postingan ini, saya ingin menceritakan tentang acara Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta Baca Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2020 yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Maret 2020 kemarin.
Abaikan kesalahan cetak tanggal pelaksanaan di banner di atas XD
Lomba yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara ini secara resmi dibuka oleh Bunda Baca Kabupaten Hulu Sungai Utara, yaitu Drs. Hj. Anisah Rasyidah, MAP pada tanggal 11 Maret 2020. Dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hj. Lailatanur Raudah, S.Sos, M.Si. Beliau berdua sama-sama berharap acara lomba ini dapat meningkatkan minat baca di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Lomba Bercerita....
Rangkaian acara lomba dimulai dengan Lomba Bercerita untuk pelajar tingkat SD/Sederajat. Total ada 25 peserta yang berpartisipasi. Menyenangkan sekali melihat semangat anak-anak ini dalam mengikuti lomba. Hampir semua dari mereka tampil dalam balutan busana daerah. Duh, tampan-tampan dan cantik-cantik semua anak mama, *eh*.
Menurut para juri, kriteria pemenang yang mereka cari adalah anak yang mampu membawakan cerita secara lepas, sebagaimana layaknya seseorang bercerita, bukan seperti orang menghapal.
Ada tiga juri untuk lomba bercerita ini, satu dari kalangan pustakawan, satu dari tenaga pendidik, dan satu orang sastrawan. Urutan tampil peserta dipilih secara acak dengan harapan semua peserta tetap stand by mengikuti rangkaian acara. Pengumuman pemenang pun diumumkan hari itu juga. Salut untuk para juri dan panitia yang sudah bekerja keras demi suksesnya acara ini.
Pemilihan Duta Baca.....
Keesokan harinya, acara dilanjutkan dengan Pemilihan Duta Baca. Saya ikut berpartisipasi dalam acara ini, ehehehehe, *ga nyadar umur*. Total ada 17 peserta yang ikut. Tes pertama yang harus kami lalui adalah tes tertulis untuk menguji keluasan wawasan kami secara umum dan secara khusus terhadap perpustakaan dan kegemaran membaca. Tes kedua adalah penyampaian visi misi jika terpilih sebagai duta baca ala ala pemilihan Putri Indonesia gitu. Dan tes terakhir adalah tes wawancara. Semuanya juga diselesaikan dalam satu hari. Wuiiih, para juri dan panitia memang hebat.
Dan alhamdulillah saya terpilih sebagai juara II alias runner up I. Jadi saya juga dapat selempang, yang membuat saya merasa kayak Putri Indonesia, ahaha, *dikeplak masa*.
Juara 1, 2 dan 3 wefie dengan salah satu dewan juri XD
#HSUGemarMembaca
Dan untuk itu, sejak hari itu, setiap postingan tentang buku saya di media sosial akan saya kasih tagar #HSUGemarMembaca. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara yang gemar membaca adalah visi perpustakaan daerah kami yang akan disinergikan dengan kegiatan para finalis *yaelah finalis* Duta Baca HSU 2020.
Cewek-cewek yang di belakang adalah para finalis #DutaBacaHSU2020, cowok-cowok yang di depan itu salah sekian dari para panitia XD
My 1st Mission....
Dan misi saya pribadi adalah membuat para peminat baca di Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk menyuarakan kegemaran membaca mereka. Karena selama ini mereka ada, tapi tak "bersuara". Mereka mengaku gemar membaca, tapi tak ada bukti. Oleh karena itu, saya ingin mengajak mereka untuk membuktikan kegemaran membaca mereka dengan "memamerkan" buku-buku yang telah mereka baca di media sosial. Boleh sebagai book blogger, bookstagram, booktuber, ataupun platform media sosial lainnya.
Saya memahami kenapa mereka tak bersuara karena saya pun demikian. Saya hanya berani cuap-cuap tentang buku di blog, Instagram dan Twitter karena saya tahu teman-teman se-Kabupaten saya basis media sosialnya bukan di sana. Mereka basisnya ada di Facebook dan WhatsApp, ahahaha.
Terus kenapa saya seakan-akan bersembunyi dari mereka? Alasannya adalah saya takut. Saya takut buku saya dipinjam dan kembali dalam keadaan rusak. Saya takut buku saya dipinjam dan tidak kembali-kembali. Karena saya sudah pernah mengalami keduanya dan itu membuat saya takut.
Duh aduh, saya jadi sedih sekali karena bukan hanya sekali dua kali saya mengalami hal itu. Parahnya lagi, yang dimarahi ortu saya adalah SAYA, bukan mereka. Karena ortu saya tahu bagaimana perjuangan saya untuk memiliki buku-buku itu. Saya hanya membelanjakan 1 persen dari jatah uang jajan waktu sekolah dulu supaya saya bisa menabung untuk membeli buku. Saya juga rela jatah uang untuk beli baju lebaran saya dialihkan hanya untuk membeli buku yang saya inginkan.
Dan mereka dengan seenaknya saja merusak buku-buku itu bahkan tidak mengembalikannya. Itu teman-teman, sakitnya bukannya hanya di hati, tapi juga di dompet, hiks.
Yeah, you can call me pelit tapi sebetulnya tidak kok. Saya sama sekali tidak keberatan meminjamkan buku-buku saya asalkan buku itu diperlakukan dengan baik dan dikembalikan kepada saya. Buktinya, saya pernah meminjamkan buku saya kepada Zelie @ Book-admirer yang tinggal jauh di Jakarta lewat proyek Buku Jalan-Jalan kami yang rekam jejaknya bisa kalian temukan di blog ini. Yeap, saya percaya dengan Zelie dan Zelie memang menjaga buku saya dengan baik.
My 2nd Mission....
Hal inilah yang membawa saya menuju ke misi pribadi saya yang kedua, yaitu, mengompori pemerintah dalam hal ini adalah pihak perpustakaan daerah agar memfasilitasi ketersediaan buku-buku murah yang berkualitas di Kabupaten Hulu Sungai Utara tercinta ini.
Tak bisa disangkal, alasan utama bungkamnya saya sebagai booklover di daerah saya sendiri adalah karena mahalnya dan sulitnya akses untuk mendapatkan buku-buku yang berkualitas, terutama buku fisik.
Benar sekarang banyak toko buku online tapi masalah ongkir yang begitu besar juga membuat saya garuk-garuk kepala. Jadi, kalau akses kepada buku-buku itu ada dan harganya murah, maka saya tidak akan begitu sakit hati jika buku-buku saya rusak atau hilang karena saya bisa mencari gantinya dengan lebih mudah dan murah.
Bukankah Pasal 48 dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa Pembudayaan Gemar Membaca difasilitasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui buku murah dan berkualitas, ehehehehe.
Tapi bukankah pemerintah sudah menyediakan buku-buku lewat perpustakaan daerah masing-masing. Yah, bagi saya, problem utama dengan buku perpustakaan adalah ada pada kata"pinjam" beserta dengan segala keterbatasan yang mengiringinya. Titik.
Tentunya sebagai seorang pecinta buku yang tinggal di daerah, saya sangat berharap daerah saya juga memiliki toko buku besar nan lengkap serta menjual buku-buku dengan harga murah karena subsidi dari pemerintah, *maunya*.
Komitmen kami sebagai bagian dari #DutaBacaHSU2020
At last, karena sekarang saya menjadi bagian dari #DutaBacaHSU2020 dan gerakan #HSUGemarMembaca, maka saya akan lebih menularkan virus gemar membaca ini khususnya kepada teman-teman saya di daerah Hulu Sungai Utara. Semoga program ini bisa sukses dan benar-benar memberikan hasil yang nyata. Aamiin. Mohon doanya ya teman-teman. Salam literasi!
***
The Creeps - Yang Mengerikan by John Connolly #BookReview
irabooklover Maret 02, 2020 Book Review, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, John Connolly, Review 2020 12 comments
Judul: The Creeps - Yang Mengerikan | Pengarang: John Connolly | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan I, Jakarta, 2017, 360 hlm; 20 cm | Beli online di: Tokopedia - HobbyBukuShop | Tanggal beli: 21 September 2018 | Harga: Rp62.400,- + ongkir (Rp60.000) | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Samuel Johnson sedang pusing. Dia tidak cocok dengan pacarnya, banyak iblis bercokol di kamar tamunya, dan kota tempat tinggalnya sepertinya kena kutuk. Tetapi ada kabar baik juga. Setelah bertahun-tahun terbengkalai, bangunan tua dan megah yang dulu ditempati Wreckit & Sons akan dibuka kembali sebagai toko mainan paling asyik di Biddlecombe. Samuel dan Boswell, anjing kecilnya yang setia, akan menjadi tamu kehormatan.
Semua orang akan bersenang-senang, asalkan tidak memusingkan patung yang terus berkeliaran di seputar kota, Bayangan yang pelan-pelan menutupi bintang-bintang, para elf Natal yang jahat, dan di suatu tempat di Biddlecombe ada jantung hitam yang mendenyutkan pembalasan dendam. Perangkap telah dipasang. Bumi akan tamat. Harapan terakhir ada di tangan seorang anak lelaki dan anak perempuan. Oh, dan seekor anjing, dua iblis, empat kurcaci, dan satu monster yang sangat sopan.
Semua orang akan bersenang-senang, asalkan tidak memusingkan patung yang terus berkeliaran di seputar kota, Bayangan yang pelan-pelan menutupi bintang-bintang, para elf Natal yang jahat, dan di suatu tempat di Biddlecombe ada jantung hitam yang mendenyutkan pembalasan dendam. Perangkap telah dipasang. Bumi akan tamat. Harapan terakhir ada di tangan seorang anak lelaki dan anak perempuan. Oh, dan seekor anjing, dua iblis, empat kurcaci, dan satu monster yang sangat sopan.
My Review:
"Aku sudah belajar bahwa kesopanan---sembilan huruf, 'kesusilaan, atau tenggang rasa terhadap orang lain' --- membuka banyak pintu." (The Creeps, hlm. 278)
Here we go!!! The last book from The Gates Series. The Creeps, atau Yang Mengerikan menceritakan kisah tentang Samuel Johnson, seorang anak laki-laki, yang pada buku sebelumnya, berhasil kabur dari neraka, dan di buku sebelumnya lagi, berhasil menggagalkan invasi iblis ke bumi.
Hum..hum..masalah seharusnya selesai sih ya. Tapi, yah, tidak ada yang selesai kalau itu adalah soal pertarungan antara manusia dan iblis. Setidaknya jika salah satunya masih berada di bumi. Karena, meskipun Mrs. Abernathy sudah terpotong-potong sampai ke level atom di buku sebelumnya, setan tua itu masih menyimpan dendam yang amat sangat kepada Samuel dan teman-temannya.
Petualangan Samuel di buku ini lebih banyak misterinya bagaikan cerita detektif. Meskipun kasusnya tak rumit-rumit amat seperti kisah detektif yang sesungguhnya. Tidak susah menebak kenapa ada patung yang berpindah-pindah tempat di sepenjuru kota. Kenapa ada penampakan hantu di gedung-gedung buatan patung yang dulunya adalah seorang perancang gedung itu. Kenapa ada sekelompok ilmuwan yang menyamar menjadi penjual permen dan kenapa tiba-tiba, gedung tua Wreckit and Sons akan dibuka kembali dalam wujud toko mainan, mengingat reputasi gedung itu yang sama sekali berkebalikan dengan keceriaan yang ada di dalam sebuah...eh...toko mainan.
Asik sekali membaca buku ini meskipun juga semakin "menyebalkan" karena ada gambar vampir legendaris nan menyeramkan ikut nongol di buku ini. Nongolnya tak hanya sekali pula, hahhah. Benar-benar mengerikan, seperti judul bukunya.
Tapi jangan lupakan catatan kaki nan kocak itu. Catatan kaki yang masih setia menemani dan mampu membuat kita tersenyum di tengah-tengah serbuan berbagai entitas yang sepertinya tak senang melihat ada kebahagian dan cahaya di bumi.
Dan romansa antara Samuel dan dua teman ceweknya manis atau bisa dibilang lucu sekali. Hihihi. Sayang teman Samuel yang satunya, Tom, tidak ikut berpetualang di toko mainan.
Kedua polisi juga masih ada. Kelakuan Konstabel Peel di bab yang berjudul "Ketika Konstabel Peel Meneteskan Air Mata Tidak Bahagia" dijamin membuat ngakak, wkwkwkwk.
At last, buku ini diakhiri dengan ending yang sedikit bitter sweet kalau menurut saya. Jadi sedih berpisah dengan mereka semua. Penantian menunggu lanjutan buku The Gates selama kurang lebih 8 tahun terbayarkan sudah. So, 4 dari 5 bintang untuk buku ini. I really liked it.
Hell's Bells by John Connolly #BookReview
irabooklover Februari 27, 2020 Book Review, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, John Connolly, Review 2020, The Gates 2 comments
***
Judul: Hell's Bell - Pasukan Neraka | Seri: The Gates #2 | Pengarang: John Connolly | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan I, 2017, 348 hlm., 20 cm | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Samuel Johnson kena masalah. Pertama, dia jatuh cinta pada gadis yang salah. Kedua, sang iblis Mrs. Abernathy hendak membalas dendam padanya karena dulu Samuel mengacaukan rencana pasukan neraka untuk menguasai bumi. Mrs. Abernathy ingin menancapkan cakar-cakarnya pada Samuel. Ketika Samuel dan anjing kecilnya yang setia, Boswell, ditarik masuk melalui sebuah portal ke dunia bawah, Mrs. Abernathy mendapat kesempatan untuk mewujudkan rencananya.
My review:
"Kejahatan mungkin bertekad merusak orang lain, tapi dalam prosesnya ia merusak diri sendiri. Begitulah sifat dasar Kejahatan. Setelah mempertimbangkan segala hal, lebih baik berada di pihak Kebaikan, bahkan jika Kejahatan sesekali dibalut seragam yang lebih manis."Hell's Bell, hlm. 77
*
💕Ini kisah tentang seorang anak bernama Samuel Johnson yang di buku sebelumnya berhasil menggagalkan invasi iblis ke Bumi.
*
💕Tentu saja, si iblis yang juga adalah mantan tetangga Samuel yang bernama Mrs Abernathy, ingin membalas dendam.
*
💕Tidak tanggung-tanggung, Mrs. Abernathy ingin menyeret Samuel ke neraka dan "menghidangkannya" langsung ke hadapan bos setan nomor wahid, sang Maha Dengki.
*
💕Bagaimana cara Mrs. Abernathy menyeret Samuel ke neraka menghubungkan kita kembali ke para ilmuwan Swiss yang malah makin bersemangat alih-alih kapok dengan percobaan tabrakan partikelnya yang nyaris membuat Bumi dihancurkan oleh sekawanan setan.
*
💕Di buku kedua dari trilogi The Gates ini, kita diajak untuk berjalan-jalan di Neraka dengan diiringi kisah-kisah bagaimana orang-orang jahat berakhir dengan menyedihkan di sana berdasarkan apa yang mereka perbuat di bumi.
*
💕Kisah-kisah yang cukup membuat saya sadar diri sedikit. Yes! Nah, siapa yang bilang membaca novel itu tak ada manfaatnya ðŸ¤, *uhuk*.
*
💕Buku kedua ini semakin seru dan semakin lucu kalau menurut saya. Pesan moralnya juga lebih banyak disebutkan secara gamblang. Catatan-catatan kaki nan panjang dan kocak itu masih ada. Sangat informatif juga. Tak rugi sama sekali baca itu catatan kaki ðŸ¤. Meskipun kadang membuat saya sedikit kesal karena harus mengalihkan perhatian sebentar dari cerita petualangan Samuel yang lagi seru-serunya 🤣
*
💕At last, menyenangkan sekali bertemu Samuel, Boswell, Nurd dan Wormwood kembali di buku ini. Saya beri 4 dari 5 bintang deh. I really liked it ⭐⭐⭐⭐