[Friday Book Wishlist] The Outlaws Scarlett and Browne Series by Jonathan Stroud

Masih dalam rangka galau karena drama seri Lockwood & Co. tidak lanjut ke season 2, *uhuk*, so, hari ini saya kepingin banget baca buku seri terbaru dari Mr. Jonathan Stroud yang berjudul The Outlaws Scarlett and Browne Series.

[source: Goodreads.com]

Entah saya yang kudet atau bagaimana, saya belum mendengar info apakah seri ini bakalan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia atau tidak. Bukunya sudah nyampe buku 2. Semoga saja diterjemahkan yak. Colek penerbit yang biasanya menerbitkan buku-buku karya Jonathan Stroud, hohoho.

Lanjut, mari kita simak blurb-nya yang saya kutip dari Goodreads berikut:

Buku #1: The Outlaws Scarlett and Browne

Set in a fragmented future England, The Outlaws Scarlett and Browne introduces us to a world where gunfights and monsters collide, and where the formidable outlaw Scarlett McCain fights daily against the odds. When she discovers a wrecked coach on a lonely road, there is only one survivor – the seemingly hapless youth, Albert Browne. Against her instincts, Scarlett agrees to escort him to safety. This is a mistake. Soon, new and implacable enemies are on her heels. As a relentless pursuit continues across the broken landscape of England, Scarlett must fight to uncover the secrets of Albert’s past – and come to terms with the implications of her own.

In his first new project since Lockwood & Co., Jonathan once again fuses action, humour and mystery to create a uniquely exciting adventure with two fascinating heroes at its heart.

Buku #2: The Notorious Scarlett and Browne

A fast-paced fantasy adventure set in a broken, future England, following the further exploits of the outlaws Scarlett and Browne.

Scarlett McCain and Albert Browne have outwitted their pursuers and escaped into the wilds of Mercia and Northumbria, and it’s not long before they become famous across the Seven Kingdoms for their audacious heists. No bank is safe from a pair with the ability to read minds and make a perfect shot. But neither is fully able to escape the past – as they discover when a dangerous job turns sour. Soon old enemies and sinister new threats are pressing in on every side, and Scarlett and Albert must pull off an impossible mission. Can they hope to outwit the Faith Houses and the Brothers of the Hand – and save the people they hold most dear?

The second book in a phenomenal trilogy from the bestselling children's novelist.

Well, ternyata bukunya trilogi. Settingnya ada di masa depan dan sepertinya distopia. Somehow saya suka jika ada karakter buku yang bernama Scarlett. Kemungkinan besar bisa dipastikan kalau rambutnya pasti merah, *eh*.

Kalau dilihat dari rating Goodreads, nilainya di atas 4. Dilhat dari komen-komennya juga sepertinya bagus. 

And, Jonathan Stroud adalah salah satu pengarang yang buku-bukunya pasti saya autobeli. Semoga segera diterjemahkan secepatnya. Aamiin.

Oke, inilah wishlist saya hari ini. Bagaimana dengan kalian? Yuk, bikin post tentang book wishlist

• Jika berkenan, follow blog irabooklover atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian ;)
• Buat blog post yang menceritakan tentang buku atau segala hal mengenai buku yang menjadi wishlist kalian serta sertakan alasan kenapa kalian menginginkannya. Jika berkenan, sertakan juga button/gambar Friday Book Wishlist di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini XD
• Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
• Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book wishlist-nya di hari Jumat \^_^/

Read More

[Tuesday Book Trivia] Menonton Ulang Lockwood & Co. di Netflix

Kenapa saya tonton ulang....

[source: IG @jonathan.stroud]

Teman-teman...udah baca belum postingan Jonathan Stroud di IG beliau tentang kelanjutan movie Lockwood & Co. di Netflix? Postingan itu sudah lebih dari satu minggu yang lalu dan heartbreaking-nya masih terasa di hati saya, *eaaaaa*.

Saya sengaja subscribe Netflix cuma buat nonton seri ini. Dan betapa patah hatinya saya saat Netflix memutuskan untuk tidak melanjutkannya ke season 2, hikzzzzsssss, *sedotingus*. 

[ Pernah jadi Global No. 1 sepertinya belum cukup ;( | source: IG @jonathan.stroud ]

Sebetulnya kepingin langsung unscribe Netflix sih, tapi di Netflix lah satu-satunya media dimana saya bisa nonton kegantengan Lockwood. Jadi, yah saya putuskan untuk menonton ulang kedelapan episodenya kembali, hahhah. Saya mungkin juga akan reread lagi kelima bukunya.

Iya, sesuka itu saya sama Lockwood & Co. baik buku ataupun filmnya. Ini agak tidak biasa karena saya penakut untuk sesuatu yang berbau horror, meskipun itu buku. 

Tapi tidak untuk Lockwood. Seseram apapun cerita dan ilustrasi hantunya, saya tetap suka. Kalau saya bilang sih, kharisma Lockwood di buku membuat saya berani menghadapi aura horror para hantu dan kegantengan Lockwood di movie menutupi semua kekurangan yang ada di filmnya, *eeeh*. Ngomong-ngomong, soal gantengnya Lockwood yang mampu membuat saya mengabaikan perbedaan antara movie dan buku ini juga disetujui oleh Mbak Thessa, wkwkwk. Silakan langsung kunjungi blog Mbak Thessa untuk baca cerita lengkapnya yak.

 Setelah saya tonton ulang....

[source: netflix.com]

Saya masih sukaaaaaa. Bayangan saya tentang Lockwood persis mewujud di movie-nya. Saya rasa Cameron Chapman cocok sekali jadi Lockwood. Kata Mbak Thessa sih senyum tipis-tipisnya itu bikin gemes, hihihi, *maklumikamiparaemakemak*.

 [ Oh hi Lockwood <3 | source IG @netflixuk ]

Saya tidak keberatan kalau George versi movie berbeda dengan George versi buku. FYI, George dibuku bernama George Cubbins dan dimovie bernama George Karim. Kelihat bedanya kan selain perbedaan nama?, *winks*. 

[Our bloody genius <3 | source IG @alihadjiheshmati]

Saya juga tidak keberatan tokoh Joplin yang jadi berbeda gendernya antara buku dengan film. Ataupun perbedaan cara Joplin memanipulasi George untuk menguak rahasia cermin tulang.

Saya suka Inspektur Barnes versi film. Gemes deh lihat cara dia menghadapi ulah Lockwood dan kawan-kawan. 

[ Nikmati senyum Inspektur Barnes, ini langka! XD | source IG @netflixuk ]

Kips versi film juga cocok menurut saya. Mukanya itu ada aura nyebelin tapi ada aura imutnya juga pas dia curhat ke Lucy, haha.

[ Ini Kipps! Aura nyebelinnya dapet kan? wkwkwk | source: IG @jonathan.stroud ]

And the last but not least, Lucy dan si tengkorak.  Saya rasa Lucy-nya juga cocok. Ruby Stokes-nya cantik bangeeet. Dan dia bisa menjadi begitu Lucy saat memerankan Lucy XD.

[ Lucy-nya juga cantik bangetttt <3 | source: IG @rubystokes ]

Interaksi antara Lucy dan tengkorak mungkin tidak persis dengan bayangan saya saat membaca bukunya.  Tapi ada dapet lucunya juga kok. Meskipun masih kalah jauh dari bukunya. 

IMO, seandainya si tengkorak ini sama sarkatis dan kocaknya dengan yang dibuku mungkin movie-nya bakalan jauh lebih bagus lagi. Si tengkoraklah, menurut saya, yang membuat buku ini meninggalkan kesan yang dalam, sama seperti Bartimaeus. Dan kesan yang ditinggalkan Lockwood sama seperti kesan yang ditinggalkan oleh Nathaniel. Btw, saking berkesannya si Nathaniel ini saya sampai ingin menamai nama anak saya dengan nama Nathaniel juga, wkwkwk. FYI, Nathaniel dan Bartimaeus adalah dua karakter berupa duo manusia dan jin di buku karya Jonathan Stroud sebelumnya , "The Bartimaeus Trilogy".

Selain itu, perbedaan yang saya notice adalah scene undakan menjeritnya sendiri. Waktu baca scene ini dibukunya dulu saya seakan ikut mendengarkan hororr kepanikan para biarawan di undakan tersebut saking hidupnya scene-nya. Scene ini berkesan sekali sampai saya masih ingat sampai sekarang dan langsung ngeh saat movie-nya menampilkan hal yang berbeda. Di movie-ya, para biarawan itu berdoa sambil berbaris rapi, sama sekali gak menjerit. Tapi it's oke lah. Kemunculan hantu para biarawan itu sama seramnya.

Actually, saya bisa menerima perbedaan-perbedaan antara movie dan buku karena kebanyakan saya sudah lupa detail-detail cerita dari bukunya (kecuali scene undakan menjerit tadi tentunya), *dikeplakpakaisandal*. Setelah mengubek-ngubek blog untuk membaca kembali kenangan saya tentang Lockwood, saya baru ingat kalau ternyata saya membaca Lockwood di tahun 2014. Sudah lama sekali kawan, hampir satu dekade yang lalu. 

Saya baru ingat juga kalau buku pertama dari seri Lockwood & Co. saya dapatkan dari menang event #ResensiPilihan yang diadakan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Wow, that was so sweet. Untung saya merekamnya di blog, *pelukblogku*

Sejak saat itu, saya setia menunggu buku terjemahan berikutnya terbit. Berkat bantuan dari Mbak Maria HobbyBuku, saya bisa mendapatkan bukunya lebih awal bahkan sebelum teman saya yang berdomisili di Banjarmasin dan juga suka Lockwood sadar kalau buku terjemahannya sudah beredar di Gramedia, wkwkwk.

At last....

Yaaah, setelah menonton ulang drama serinya di Netflix, saya jadi sedikit terhibur. Benar seperti kata Mbak Thessa, kegantengan Lockwood memang bisa mencerahkan hari, *uhuk*. Tapi saya masih rada sedih mengingat seri ini bakalan ga dilanjutkan ke season 2. Mari kita dengarkan bersama lagu dari Lyodra berikut untuk mewakili hati yang galau ini *eaaaaa*, *dikeplakmasa*. Masih berharap ada keajaiban bahwa nanti entah bagaimana, drama seri ini akan dilanjutkan ke season 2 dan seterusnya. Semoga.

Dan mengutip kata-kata Mr. Jonathan Stroud di IG-nya:

...And I want you to know that Portland Row will always be open for business. There's a light burning in the living room, cakes on the table, new cases yet to solve... Please drop by any time.

It's your home too, after all. 

Jonathan 

Hiks, crying.....well, ada yang mau balik ke Portland Row bareng saya? 

***

Baca juga:

• Lockwood & Co. #1: The Screaming Staircase - Undakan Menjerit
• Lockwood & Co. #2: The Whispering Skull - Tengkorak Berbisik
• Lockwood & Co. #3: The Hollow Boy - Pemuda Berongga
• Lockwood & Co. #4: The Creeping Shadow - Bayangan Mengendap
• Lockwood & Co. #5: The Empty Grave - Makam Tanpa Penghuni

Tuesday Book Trivia

Tuesday Book Trivia adalah label baru untuk postingan yang membahas tentang hal-hal ringan tentang buku. Post dengan label ini saya jadwalkan terbit setiap hari Selasa. Semoga bisa konsisten ya, *uhuk*. 

Yuk, bikin post tentang book trivia juga biar rame:

• Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
• Buat blog post yang berisi hal-hal ringan seputar buku di hari Selasa. 
• Sertakan button/ikon/banner/gambar Tuesday Book Trivia di atas di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
• Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
• Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book trivia-nya di hari Selasa \^_^/

Read More

Towards Zero Book Review

Identitas Buku

Towards Zero - Menuju Titik Nol • Agatha Christie • @bukugpu • Edisi Bahasa Indonesia, Cetakan VIII, Mei 2017, 304 hlm. • Dibaca via iKalsel @perpuspalnam app

Blurb

Review

Tema #ReadChristie2023 untuk bulan Mei adalah "betrayal" dan buku terpilihnya adalah "Unfinished Portrait". Tapi karena tidak berhasil menemukan bukunya di Perpustakaan Umum Digital ataupun di Gramedia Digital, jadi saya baca buku alternatifnya saja, yaitu Towards Zero 🤭.

Pertama kali diterbitkan pada tahun 1944, Towards Zero menceritakan tentang cinta segitiga antara Neville Strange, Audrey Strange dan Kay Strange.

Audrey adalah istri pertama Neville. Mereka bercerai karena Neville jatuh cinta pada kecantikan Kay. 

Sudah menjadi kebiasaan bahwa mereka bertiga akan berkunjung ke rumah Lady Tressilian, seorang wanita tua kaya sakit-sakitan yang masih berkerabat dengan Neville.

Biasanya waktu berkunjung Audrey dan Neville sengaja berbeda. Tetapi tahun ini, Neville memutuskan berkunjung di waktu yang sama dengan Audrey. Alasannya, agar Kay dan Audrey bisa berteman. Wah, kedengarannya agak berbahaya yak, *uhuk*. 

Benar saja, suasana jadi tegang. Neville tampak bingung menghadapi Audrey yang tanpa emosi serta Kay yang gampang meledak-ledak. 

Saya yang baca juga jadi ikutan tegang, hohoho. Menanti-nanti kira-kira kehebohan apa yang bakalan terjadi. 

Saya suka Towards Zero, banyak kutipan bagus yang bertebaran di dalamnya. Penjelasan mengenai apa itu Towards Zero juga keren. Fakta dibalik kasus sangat mengagetkan. Inspektur Battle tampak keren dan keajaiban yang beliau harapkan benar-benar terasa seperti keajaiban.

Kutipan favorit:

"Mungkin dengan hanya berada di suatu tempat—tanpa melakukan sesuatu—hanya dengan berada di suatu tempat pada suatu waktu tertentu—oh, susah mengatakan maksud saya, tetapi mungkin Anda cuma berjalan di sepanjang sebuah jalan pada suatu hari, dan hanya dengan berbuat begitu Anda melakukan sesuatu yang sangat penting—bahkan mungkin tanpa menyadarinya." —hlm. 25

At last, 4 dari 5 bintang untuk Towards Zero. I really liked it.

Monday Book Review

Oke, inilah review saya hari ini. Saya memutuskan untuk menjadwalkan untuk mem-post book review saya setiap hari senin di bawah label Monday Book Review. Semoga bisa konsisten ya, *uhuk*. 

Nah, bagaimana dengan kalian? Yuk, bikin post tentang book review:

• Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
• Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin. 
• Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
• Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
• Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/

                                

Read More

Detektif Conan 101 Review

Identitas Buku

Detektif Conan 101 • Aoyama Gosho • @elexmedia • 2023

Blurb

Review

Di kasus pertama, para detektif cilik ikut memecahkan sandi yang ditinggalkan oleh Akemi Miyano. Sandi tersebut menunjukkan lokasi disimpannya time capsule milik anak-anak SD Teitan angkatan Akemi dan juga pesan untuk Ai.  Endingnya menghangatkan hati.

Kasus kedua, Professor Agasa diculik! Ada tokoh baru yang mendapat julukan Dewi Angin dari Ran yang membantu Conan mengejar si penculik.

Kasus ketiga adalah kasus Kid, horeeee!!! Kali ini, tanpa sengaja Kid menyinggung perasaan Amuro, wkwkwk. Amuro jadi bertekad untuk mengalahkan Kid. Pekerjaan Kid jadi makin berat.

Kasus keempat adalah kasus penculikan anak yang melibatkan cafe Poirot. Penasaran sekali gimana lanjutannya.

At last, 5 dari 5 bintang selalu untuk Conan. It was amazing 🤩🤩🤩🤩🤩

Monday Book Review

Oke, inilah review saya hari ini. Saya memutuskan untuk menjadwalkan untuk mem-post book review saya setiap hari senin di bawah label Monday Book Review. Semoga bisa konsisten ya, *uhuk*. 

Nah, bagaimana dengan kalian? Yuk, bikin post tentang book review:

• Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
• Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin. 
• Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
• Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
• Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/

                                

Read More

Pertempuran Penghabisan Book Review

Identitas Buku

A Farewell to Arms - Pertempuran Penghabisan • Ernest Hemingway • Yayasan Obor Indonesia, 2002, 425 halaman

Blurb

Review

Ini cerita cinta berlatar belakang perang dunia pertama. Antara pengemudi mobil ambulans—Letnan Henry dan perawat cantik—Miss Barkley yang bertugas di tengah peperangan.

Dari blurb-nya sebenarnya sudah kena spoiler tipis-tipis sih ya endingnya nanti bakalan gimana. Tapi tetap penasaran tentang siapa dan bagaimananya. Dan ternyata tebakan saya salah 😅.

Agak butuh waktu untuk bisa tenggelam ke dalam ceritanya. Untunglah bisa bertahan terus lanjut baca dan akhirnya sampai di bagian Letnan Henry kembali ke medan perang, duuhh, deg-degan. Jadi ga bisa berhenti membacanya. Di bagian ini terasa sekali betapa mengerikannya suasana peperangan itu 😢. 

 "Bagaimana pendirian Anda tentang peperangan?" tanyaku.

"Saya kira peperangan adalah suatu ketololan".

—hlm. 336

Di bagian tentang penulis di akhir buku, dituliskan bahwa Ernest Hemingway ternyata adalah tenaga sukarela sebagai pengemudi ambulans dalam Perang Dunia Pertama, sama seperti Letnan Henry. Jadi penasaran,  apakah tokoh Miss Barkley juga benar-benar ada.

Paling suka dengan adegan saat Count Greffi menyuruh Letnan Henry untuk mulai membaca buku lagi 🤭

"Anda tak mau bicara tentang peperangan? Baiklah. Buku apa saja yang telah Anda baca akhir-akhir ini?"

"Tak satu pun," kataku. "Saya takut saya akan menjemukan Anda."

"Sama sekali tidak. Tetapi Anda harus mulai membaca lagi."

—hlm. 334-335

At last, ceritanya cukup berkesan bagi saya. 3 dari 5 bintang. I really liked it.

Monday Book Review

Oke, inilah review saya hari ini. Saya memutuskan untuk menjadwalkan untuk mem-post book review saya setiap hari senin di bawah label Monday Book Review. Semoga bisa konsisten ya, *uhuk*. 

Nah, bagaimana dengan kalian? Yuk, bikin post tentang book review:

• Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
• Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin. 
• Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
• Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
• Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/

                                

Read More