Tentang The Sorceress...
Namun, bukan Nicholas Flamel namanya kalau mereka tidak berhasil kabur dari para pengepung. Petualangan mereka di London dipenuhi dengan kejar-kejaran tiada henti dengan para makhluk-makhluk kuno. Untunglah mereka mendapat bantuan dari dua manusia abadi lain yang tinggal di Inggris, Palamedes dan William Shakespeare (ya, Shakespeare si penyair itu).
Sementara itu, Perenelle si Sorceress membuktikan kemampuannya yang luar biasa dengan bertahan hidup di Alcatraz. Melawan sendirian berbagai makhluk kuno yang juga datang menyerangnya. Namun, Perenelle tidak bisa keluar dari pulau itu. Dia meminta bantuan Scathach dan Joan untuk menjemputnya. Sayangnya, Machiavelli telah memodifikasi gerbang ley di Paris sehingga alih-alih pergi ke San Fransisco abad ke-21, mereka malah pergi ke San Fransisco zaman plestosin.
Perenelle sudah hampir putus asa menunggu. Untunglah dia akhirnya mendengar suara perahu motor. Sayangya bukan Joan dan Scathach yang ada di sana. Melainkan Machiavelli dan manusia abadi lain yang bernama Billy the Kid. Dengan bantuan Dewi Gagak, Perenelle mencuri perahu motor Machiavelli dan berhasil keluar dari Alcatraz.
Flamel yang telah menuntaskan misinya untuk menemui Gilgamesh dan memintanya mengajari si kembar sihir air berencana pulang ke San Fransico untuk menyelamatkan Perenelle. Namun, saat hampir sampai ke gerbang ley London yang berada di Stonehenge, Dee datang dan berhasil memaksa mereka melakukan pertempuran yang menguras tenaga. Flamel yang semakin tua dan lemah hampir dikalahkan oleh Dee kalau saja Josh tidak melemparkan pedang Claren nya tepat ke arah Dee dan membuat manusia abadi itu jatuh tak sadarkan diri. Flamel dan si kembar berhasil melewati gerbang ley dan pergi ke San Fransisco di mana Perenelle sudah menunggu.
Semuanya tampak berakhir dengan baik. Machiavelli dan Billy the Kid terperangkap di Alcatraz, sedangkan kegagalan Dee untuk kesekian kalinya memastikan bahwa dia akan dibunuh oleh majikan tetua gelapnya sendiri. Tapi, keberuntungan masih berpihak pada Dee. Saat tersadar, Dee menemukan pedang Claren. Dengan tawa histeris Dee menyatukan Claren dan kembarannya, Excalibur. Kedua pedang itu menyatu. Gilgamesh yang melihat kejadian itu mengucapkan baris ramalan "Dua yang menjadi satu, satu yang mencakup semuanya." Ya, bahkan hanya dengan menggunakan Excalibur, Dee dapat membunuh Hekate, salah satu tetua terhebat. Apalagi ketika dia memiliki dua pedang kembar yang sekarang sudah menyatu. Satu yang mencakup semuanyaK.
Kata saya setelah membaca The Sorceress...
Melanjutkan petualangan Flamel dan si kembar. Petualangan mereka memiliki pola yang sama. Menemui guru yang dapat mengajarkan sihir elemen sambil dikejar-kejar oleh Dee dan makhluk-makhluk kuno mematikan. Meninggalkan kehancuran di tempat-tempat di mana mereka pernah singgah dan selalu diakhiri dengan mereka yang berhasil melarikan diri.Setelah dikagetkan dengan fakta bahwa Nicholas Flamel dan Joan of Arc yang ternyata masih hidup di dua buku pertama. Dibuku ketiga ini juga dikagetkan dengan kemunculan William Shakespeare. Saya menjadi penasaran, kira-kira tokoh terkenal mana lagi ya yang bakalan hidup mendadak di buku selanjutnya.
- Jika berkenan, follow blog irabooklover atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian ;)
- Buat blog post yang berisi review buku.
- Jika berkenan, sertakan juga button/gambar #MondayReview di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini XD
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/