Namun, alih-alih pendekar bermata belang itu bersuka cita, ia justru mengaum sekeras-kerasnya, menyesali setiap jurus maut yang telah menghabisi musuhnya. Begitu selendang putih tersingkap, tampaklah wajah yang bercahaya, bagai bulan empat belas. Gadis bermata ranum yang meregang tak bernyawa tiada lain adalah kekasih yang dicintainya, melebihi cintanya pada setiap pertarungan yang mematikan.
Hero Review
irabooklover September 29, 2014 Books, Gramedia Pustaka Utama, Non Fiction, Publisher, Rhonda Byrne, Self Help No comments
Title: Hero | Author: Rhonda Byrne | Edition language: Indonesian | Publisher: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2014 | Page: 253 pages | Purchase location: gramediaonline.com | Date purchased: September, 20th 2014 | Price: Rp103.600 + ongkir Rp30.000 | My rating: 5 of 5 stars
And baby
It's amazing I'm in this maze with you
I just can't crack your code
One day you screaming you love me loud
The next day you're so cold
Yeap itu potongan lagu Holy Grail by Jay - Z feat Justin Timberlake. Terus apa hubungannya sama buku Hero by Rhonda Byrne? Tidak ada sih, hehehe, *dikeplak*.
Potongan lagu itu jadi notification tone untuk email masuk saya. Email masuk dari gramediaonline.com yang memberitahu saya kalau Hero edisi bahasa Indonesia sudah terbit.
Horeeee....Hero sudah terbit :D . Rasanya sudah lama sekali sejak saya dapat info dari Goodreads kalau Rhonda Byrne merilis buku Hero. Langsung dimasukkan ke wishlist hari itu juga dan yakin kalau Gramedia pasti bakalan menerjemahkan buku ini. Dan ini diaaaa....akhirnya penantian panjang saya terjawab ^^
Sama seperti buku ini yang langsung saya masukkan ke daftar wishlist setelah dapat info dari Goodreads, saya juga langsung memesan buku ini setelah dapat info dari gramediaonline.com. Meskipun ada sedikit drama dalam prosesnya, akhirnya saya berhasil memesan buku ini dengan baik dan benar, *apa coba*.
Sebelumnya, yuk disimak dulu sinopsis Hero yang saya contek dari cover belakang buku:
Sinopsis:
Ini adalah kisah tentang mengapa Anda ada di planet Bumi
Ada yang istimewa dari diri Anda. Anda dilahirkan dengan maksud tertentu yang tidak dimiliki oleh tujuh miliar manusia lainnya. Ada kehidupan yang dimaksudkan untuk Anda hidupi; ada perjalanan yang dimaksudkan untuk Anda jalani. Buku ini adalah tentang perjalanan itu.
Dua belas orang paling sukses yang hidup di dunia sekarang ini berbagi perjalanan mereka yang terasa mustahil, dan mengungkapkan bahwa masing-masing dari kita terlahir dengan segala sesuatu yang kita perlukan untuk menjalani impian terbesar kita --- dan dengan melakukannya kita akan memenuhi misi kita, serta secara harafiah mengubah dunia.
Alkisah, ada seorang pahlawan.
Hmmm....
The Secret is the law of attraction
The Power is love
The Magic is thanks
and now...
Hero is you
Yap, pahlawan itu adalah Anda atau ....errrr....diri kita sendiri. Tergantung dari sudut pandang siapa kita menyebutkannya :D
Menurut saya ada yang berbeda dari buku Hero ini dibandingkan dengan buku-buku Rhonda Byrne sebelumnya. Seingat saya, The Secret, The Power, dan The Magic, semuanya menyebutkan kalau Semesta ini adalah Semesta yang tidak mengenal kata-kata negatif. Seakan-akan tidak ada hal negatif di dunia ini. Hal-hal negatif itu tidak akan ada kalau kita cukup sadar untuk terus berpikir positif. Bahkan dalam berkata-kata pun, kita menghindari hal negatif.
Bagi yang sudah pernah membaca The Secret mungkin masih ingat, misalnya, kalau kita tidak ingin terlambat, kita tidak bisa mengatakan "kita tidak ingin terlambat" karena Semesta tidak mendengar kata tidak dan yang ada malah kita akan tetap terlambat. Lebih baik mengatakan "saya ingin tepat waktu". Pokoknya selalu katakan hal-hal positif, tidak ada yang negatif.
Nah, di buku Hero ini, saya lega sekali, akhirnya, The Secret cs menerima kalau hal negatif itu memang ada. Hero bilang kalau dunia ini adalah dunia yang dualitas. Kalau ada hal positif, maka pasti ada hal negatif. Seberapa kuat pun kita berusaha, hal negatif selalu akan menemukan celah untuk mengganggu kita. Dan tergantung kita apakah akan membiarkan si negatif ini bercokol terlalu lama atau langsung menggantikan tempatnya dengan hal yang positif.
Hero mengajarkan kita bagaimana menghadapi si hal-hal negatif ini dengan gaya pahlawan. Ingat kalau dalam cerita-cerita pahlawan, selalu ada para penjahat. Ingat dalam cerita-cerita pahlawan selalu ada saat-saat dimana sang pahlawan hampir kalah. Dan sang pahlawan pada akhirnya pasti bisa memenangkan pertarungan.
Hero mengajarkan kita bagaimana membangunkan pahlawan yang ada di dalam diri kita. Bagaimana menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dan pada akhirnya menjadi pahlawan untuk orang-orang disekitar kita.
Satu yang paling saya suka dari Hero adalah pelajaran tentang pentingnya intuisi bagi seorang pahlawan dan bagaimana cara melatih intuisi tersebut. Intuisi pahlawan dalam diri kita akan selalu memanggil-manggil selama kita hidup. Sampai kita bisa menjawab pertanyaan di atas. Pertanyaan tentang alasan mengapa kita ada di planet bumi.
Uniknya, keesokan harinya setelah saya selesai membaca Hero, saya menemukan bukti langsung tentang bagaimana hebatnya seorang pahlawan.
Kisah berawal dari rumah saya jauh berada di dalam sebuah kompleks, *halah*. Capek sekali kalau harus berjalan kaki ke pintu gerbang kompleks. Selama ini saya adem-adem saja karena saya memiliki kendaraan untuk keluar dari kompleks. Selama itu pula saya sering bertemu adik-adik mahasiswi yang berjalan kaki untuk pergi keluar kompleks. Intuisi saya mengatakan kalau saya seharusnya menawarkan tumpangan untuk adik tersebut. Toh tujuan kami sama-sama keluar kompleks. Tapi pikiran saya mengatakan kalau saya malu memberikan tumpangan. Bagaimana kalau adiknya menolak, merasa tersinggung atau berpikiran yang macam-macam terhadap saya, *lebay mode on*.
Hari itu, hari saya diawali dengan buruk. Ada sebuah ketidaksengajaan yang mengakibatkan saya harus berjalan kaki keluar kompleks. Karena baru saja membaca Hero, saya masih punya ingat untuk mengganti pikiran dongkol dengan pikiran penuh syukur. Akhirnya, belum jauh saya berjalan, ada kakak cewek yang menawarkan tumpangan.
Waktu itu rasanya saya seperti ingin langsung berteriak kegirangan. Kakak itu baik sekali mau menawarkan saya tumpangan. Satu diantara banyak orang yang lewat di sekitar saya. Satu yang menjadi pahlawan bagi saya.
Meskipun dalam kejadian ini bukan saya yang jadi Hero, tapi saya bisa merasakan bagaimana senangnya orang-orang di sekitar kita kalau kita menjadi Hero untuk mereka. Sejak itu saya berjanji untuk tidak akan mengabaikan intuisi saya untuk menjadi Hero.
Hero, sangat menginspirasi saya untuk segera bergerak mengikuti panggilan pahlawan. Meskipun saya rasa panggilannya masih kalah kuat dibandingkan panggilan The Secret. Namun, seperti semua buku Rhonda Byrne sebelumnya, Hero juga berhasil membuat saya lebih .... errr .... bahagia :D
Dan sepanjang hari itu, meskipun diawali dengan buruk, saya bisa merasa bahagia. Hari itu, saya tiba-tiba bisa melihat para pahlawan di sekitar saya. Aksi-aksi heroik mereka memang memberikan kebahagian bukan hanya kepada orang-orang yang mereka tolong tapi juga untuk orang-orang disekitar mereka. Bahkan hanya sekedar melihat saja sudah senang.
Ada banyak kalimat menarik dan menginspirasi dari buku ini. Saking banyaknya, saya bingung mau menuliskan yang mana. Kalau dituliskan semua sepertinya akan menghabiskan seluruh buku juga kayaknya :D
Akhirnya saya pilih secara acak dan saya memutuskan untuk memajang yang ini:
Saya mengetahui potensi yang Anda miliki dalam diri Anda. Saya mengetahui keutamaan-keutamaan dan daya-daya heroik yang Anda miliki dalam diri Anda. Inilah kisah Anda, tapi hanya Anda yang bisa menghidupinya. Ini perjalanan Sang Pahlawan Anda, tapi hanya Anda yang bisa melakukannya. Sekarang Anda sudah memilki peta serta kompas, dan Anda memiliki kami semua bersama Anda, di setiap langkah perjalanan.
(hal 234)
Berbeda dengan saudara-saudaranya, Hero dicetak dengan edisi hardcover. Haduh, jujur saya kurang suka dengan buku-buku hardcover. Tapi ini bukan masalah besar sih, hehehe. Untungnya, ilustrasi Hero menurut saya keren. Model peta perang tempo dulu gitu. Sedikit mengingatkan saya dengan peta dari buku The Lord of The Ring by J.R.R Tolkien. Saya sempat membayangkan melihat tulisan Middle Earth :D
At last, selamat belajar menjadi pahlawan dengan Hero. Buku keempat dari seri The Secret ini juga berhasil meraih rating 5 dari 5 bintang dari saya. It was amazing to me.
Dan sebagai penutup mari kita dengarkan lagu Hero-nya Mariah Carey. Cocok sekali dengan buku ini. At last, you'll finally see the truth.
That a hero lies in you ;)
Buku Jalan-jalan #4 | Frankenstein Review
irabooklover September 27, 2014 Books, Buku Jalan-jalan, Gramedia Pustaka Utama, Horror, Mary Shelley, New Authors RC, TBRR, We Love and Admire Books 1 comment

Buku Jalan-jalan Bulan September: Frankenstein by Mary Shelley
Sinopsis:
Dokter Victor Frankenstein ingin menciptakan makhluk sempurna dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Dari sisa-sisa tubuh orang mati, ia membuat makhluk raksasa dengan kekuatan luar biasa... dan menghidupkannya. Tetapi ketika makhluk itu membuka mata, Frankenstein melarikan diri dengan rasa takut yang amat sangat.
Makhluk itu pun keluar ke dunia ramai, berusaha mencari teman dan cinta, namun yang diperolehnya justru kebencian dan ketakutan, maka ia pun bersumpah akan membalas dendam pada sang pencipta yang telah memberikan napas hidup baginya. Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berkelana hingga ke ujung dunia...
untuk menghancurkan semua orang yang dicintai Frankenstein.
"Kita beristirahat; tapi impian mampu meracuni tidur lelap.
Kita bangun; satu pikiran akan mengeruhkan perasaan.
Kita merasakan, membayangkan, mempertimbangkan; tertawa atau menangis.
Memeluk kesedihan, atau lemparkan kemalangan.
Semua sama saja: sebab baik kegembiraan maupun kesedihan akan lenyap dengan mudah.
Kemarin takkan sama dengan esok.
Semua akan selalu berubah-ubah!"
(hal 129)
Wishful Wednesday #38, Bit-Sized Magic by Kathryn Littlewood
irabooklover September 24, 2014 Non Review, Wishful Wednesday No comments
Alhamdulilllah akhirnya bisa ikut Wishful Wednesday lagi. Langsung saja ya, rabu ini saya pengen buku ini ('▽'ʃƪ) ♥
Title: Bite-Sized Magic | Author : Kathryn Littlewood
Kemarin nemu buku ini di toko buku. Pengen banget sih beli, ta...tapi, buku 1 dan 2 nya kan saya dapat dari GA. Yang pertama dari GA-nya Mbak Ren, yg kedua dari GA-nya Mbak Maria.
Jadi pengennya sih buku ketiga ini dapatnya gratisan juga. Biar adil gitu. Ada yang mau ngasih tidak ya? *dikeplaak* :D
Sinopsis [Goodreads]:
Dua minggu berlalu sejak Rose memenangi kompetisi Gâteaux Grands dan mendapatkan kembali buku resep rahasia keluarga Bliss. Dia pun jadi terkenal.
Sayangnya, ketenaran menjerumuskan Rose pada masalah baru. Mr Butter dari perusahaan Mostess menculiknya. Dia pun dipaksa mengembangkan resep ajaib, beberapa moony pye dari keju bulan dan seloyang sus cokelat berpendar.
Kekacauan terjadi. Resep ajaibnya menciptakan zombie.
Kini, bersama dua saudaranya yang aneh dan para koki baru yang ajaib, Rose harus mencegah rencana jahat Mr Butter menguasai dunia dengan kudapan jahat.
OK, that's my wish today. What’s yours? Click the picture above for more information about this weekly meme.
Have a nice Wednesday for you ^_^
Dare to Say! #9 | Frankenstein
irabooklover September 23, 2014 Dare to Say, Non Review 2 comments

Yeap, bulan ini meme Dare to Say! hosted by Zelie @ Book-admirer kembali lagi \(^▽^@)ノ
Langsung saja ya, buku yang saya masukin ke Dare to Say kesembilan ini adalah bukunya Zelie, eh, maksudnya buku pinjem dari Zelie. Judulnya Frankenstein by Marry Shelley :D

Karena buku ini dibaca buat event Buku Jalan-jalan, jadi reviewnya nyusul yaaaa ^^
Rating awal saya untuk buku ini adalah 5 dari 5 bintang. Saya suka buku klasik....apalagi yang covernya ada segel lilin merahnya itu *ga nyambung*. Terus-terus Frankenstein kan sudah terkenal sekali sebagai makhluk horor. Filmnya juga sudah banyak. Dan semuanya terinspirasi dari buku ini. Pastinya bukunya hebat banget dong.
Dan setelah selesai membaca bukunya .... rating akhir saya turun jadi 3 dari 5 bintang. Kenapa? kenapa? kenapa? *heboh sendiri*
Overall, sebenarnya, saya suka bukunya. Kata-katanya indah, pesan-pesannya ditulis dengan manis, deskripsi alamnya membuat saya ingin menghabiskan waktu di sana, kecintaan Dokter Frankenstein terhadap ilmu pengetahuan alam membuat saya kangen belajar kalkulus lagi *eh*.
Tapi, yang membuat ratingnya turun itu cuma satu, saya sebel abis sama Dokter Frankenstein dan makhluk ciptaannya. Sudah itu aja.
OK, itu buku Dare to Say saya bulan ini. Bagaimana denganmu?
See you next month ^_^
Scene on Three #34: Midnight for Charlie Bone
irabooklover September 23, 2014 Non Review, Scene on Three 4 comments
“Cepat!" Olivia mendorong kedua anak laki-laki itu keluar dari pintu yang roboh dan masuk ke sebuah lemari yang pintunya sedikit terbuka.
(hal 212)
....
Dr. Bloor menatap tumpukan berkilauan itu, menggerutu, lalu menyingkirkannya dari meja. Dia jelas sedang mencari sesuatu dan marah karena tidak menemukannya. Dia mengalihkan perhatiannya lagi ke lemari, dan berjalan dengan penuh tekad ke arah lemari itu.
Mereka nyaris tidak berani bernapas. Olivia, Charlie, dan Billy saling bergenggaman tangan. Kuku panjang Olivia menusuk telapak tangan Charlie dan dia baru akan berteriak, ketika sebuah pintu terbuka dengan bunyi berderit keras dan sebuah suara berkata,
"Sudah kuduga aku akan menemukanmu di sini.”
(hal. 213)
Scene dari Midnight for Charlie Bone by Jenny Nimmo. Setelah membaca scene ini, saya langsung kepikiran ada tidak ya scene tipe bersembunyi di lemari ini yang ujung-ujungnya ketahuan?
Rasa-rasanya saya cuma pernah membaca yang pintu lemarinya berhasil dibuka tapi yang bersembunyi di dalam tidak ketahuan karena punya kemampuan untuk membuat dirinya tidak terlihat.
Tapi untuk yang ketahuan rasanya belum pernah ya? Rasanya saya sudah sering sekali membaca scene tipe begini. Pasti si pembuka lemari selau teralihkan perhatiannya dan tidak jadi membuka lemari. Sesekali ketahuan memangnya kenapa sih? *hahhah* *ngawur mode on*
Syekh Abdul Hamid Abulung: Korban Politik Penguasa #BookReview
irabooklover September 20, 2014 Biography, Book Review, Fahrurraji Asmuni, Hemat, Karya Anak Banua, Non Fiction, Review 2014 No comments

Title: Syekh Abdul Hamid Abulung: Korban Politik Penguasa | Author: Fahrurraji Asmuni, S. Pd, MM.| Edition language: Indonesian | Publisher: Hemat| Edition: 2nd Edition, April 2014 | Page: 80 pages | Status: Owned Book (given by the author) | Date received: 6 September 2013 | My rating: 3 of 5 stars
Di hadapan raja, Datu Abulung mengatakan bahwa beliau tidak dapat dibinasakan dengan alat apapun dan jika raja membinasakannya haruslah dengan senjata yang berada di dinding rumah beliau dan menancapkan ke dalam daerah lingkaran yang beliau tunjkkan yaitu di belikat beliau. Beliau berpesan, "jika darah yang keluar dari tubuhku berwarna merah, maka aku dan ajaranku yang salah, tetapi jika darah yang keluar dari tubuhku nanti berwarna putih, maka aku berada dalam kebenaran. Setelah berkata demikian, Datu Abulung shalat dua raka'at, ketika beliau shalat itulah senjata tersebut ditusukkan di tempat yang sudah beliau tunjukkan, maka memancarlah darah segar berwarna putih. Namun yang sangat aneh dan mengagumkan adalah bahwa dari ceceran darah segar Datu Abulung tertulis kalimat "Laa Ilaaha Ilallah Muhammadur Rasulullah". Suasana jadi hening, hadirin bungkam menyaksikan kepergian Datu Abulung ke alam sejati.
...., apabila salah daripada mereka meninggal dunia, maka yang satu kena memandikannya.
Dan ngomong-ngomong tentang bagaimana keramatnya Datu Abulung yang kebal terhadap berbagai usaha pembunuhan, saya jadi teringat legenda Achilles dari Yunani dan juga cerita fantasi Percy Jackson by Rick Riordan. Mereka hanya sama-sama bisa dibunuh jika dilukai pada titik tertentu di tubuh.
Selain itu juga pembuktian kata-kata Datu Abulung dengan darah merah dan darah putih beliau. Mirip legenda Banyuwangi ya. Sebagai pembuktian apakah si korban bersalah atau tidak. Kalau tidak bersalah maka air sungai akan beraroma wangi.
Mengingat kemiripan-kemiripan ini membuat saya iseng berpikir bagaimana sebuah kejadian bisa memiliki kesamaan seperti itu. Dengan pengecualian kisah Datu Abulung yang saya rasa memang benar-benar terjadi, saya jadi berpikir dari mana ide dari peristiwa yang ada di dalam cerita Achilles atau Banyuwangi itu berasal, apakah memang benar-benar terjadi, hanya khayalan yang tiba-tiba muncul dari kepala pengarang, atau dari cerita mulut ke mulut yang awalnya hanya bersumber dari suatu peristiwa yang benar-benar terjadi tapi karena telah tersebar terciptalah versi masing-masing daerah. Wallahu a'lam.
At last, 3 dari 5 bintang untuk kisah hidup Datu Abulung. Terutama untuk keberhasilannya yang membuat saya ingin lebih banyak lagi membaca buku-buku sejenis ini.
So, I liked it :D
Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan #BookReview
irabooklover September 15, 2014 Book Review, Books, Fahrurraji Asmuni, Hemat, Karya Anak Banua, Non Fiction, Review 2014 14 comments
Senang itu....
Ketika kamu pulang kampung diakhir pekan....
Dan saat tiba di rumah....
Adikmu yang baru pulang sekolah bilang....
Kamu dapat 2 buku gratis dari Pak Guru ^^
"Demikian sekelumit cerita mengenai Datu Alabio, sedangkan benar atau tidaknya cerita ini penilaiannya diserahkan kepada para pembaca."
(hal 13)
- Datu Abdullah
- Datu Abulung
- Datu Ahmad Balimau
- Datu Ala
- Datu Aling
- Datu Arya Tadung Wani
- Datu Banua Lima
- Datu Bumburaya
- Datu Burung
- Datu Candi Agung
- Datu Daha
- Datu Gadung
- Datu Haji Batu
- Datu Kalampayan
- Datu Kandang Haji
- Datu Karipis
- Datu Kartamina
- Datu Kasan
- Datu Kurba
- Datu Landak
- Datu Magat
- Datu Murkat
- Datu Nafis
- Datu Niang Thalib
- Datu Nihing
- Datu Ning Mundul
- Datu Nuraya
- Datu Patih Ampat
- Datu Pujung
- Datu Sanggul
- Datu Suban
- Datu Sungsum
- Datu Taniran
- Datu Tungkaran
- Datu Tungku
- Datu Ulin
Nah, mari kita cek seberapa kenalkah saya dengan Datu-datu ini. Dari ketiga puluh enam Datu ini, saya cuma mengenal, atau lebih tepatnya, pernah mendengar nama Datu Kalampayan, Datu Nuraya, dan Datu Sanggul. 3 dari 36. Astagaaaaa....saya ini orang Kalimantan Selatan atau bukan yak? *tutup muka pakai ember*.
Dengan penasaran, saya membaca kisah Datu yang pertama, Datu Abdullah. Dan kejutan... Datu Abdullah ini ternyata orang Amuntai. Amuntai is my hometown. Tempat tinggal beliau di daerah Sungai Malang. Sungai Malang mah dekat sekali dengan rumah saya. Bisa dibilang kita tetanggaan. Namun, saya tidak pernah mendengar nama Datu Abdullah. Haduh, saya merasa gagal jadi orang Amuntai. *nangis*
Datu Abdullah ini ternyata seorang pejuang. Dan lewat kisah beliau, pertanyaan yang menghantui saya selama ini akhirnya terjawab.
Saya selama ini bertanya-tanya, kenapa penjajah Belanda sampai bisa menang melawan rakyat Kalimantan. Kalau boleh sombong sedikit, orang Kalimantan tempo dulu itu terkenal dengan kemampuan ilmu gaibnya yang sangat hebat dan cenderung .... eh.... mengerikan.
Dalam bayangan saya sih tinggal santet saja itu para penjajah, beres deh. Atau keluarkan saja mandau terbang, sumpit beracun, menghilang tiba-tiba, keluarkan penyakit, bersekutu dengan hantu, dan sebagainya. *tetiba jadi kejam*.
Etapi ternyata Belanda memang pintar. Benar awalnya Belanda kewalahan menghadapi pasukan Datu Abdullah yang mempunyai kemampuan gaib untuk bisa menghilang.
Tapi penjajah Belanda bernama Van der Wijck mengatakan seorang pejuang harus bertarung secara ksatria. Tidak boleh ada ilmu gaib ala hilang-menghilang kayak gitu. Kalau masih tetap pakai ilmu gaib juga, nanti daerah Sungai Malang akan dibumihanguskan.
Yah, begitulah. Kisah akhirnya bisa ditebak, kan? Jelas para pejuang kita kalah menghadapi persenjataan Belanda yang jauh lebih hebat. Maka perjuangan Datu Abdullah pun berakhir.
Oke, itu baru cerita Datu Abdullah, kalau saya ceritakan semuanya satu-satu ntar bakalan kepanjangan, spoiler dan tidak asik lagi. Jadi, baca sendiri saja ya bukunya. Kisahnya seru-seru loh.
Selain itu ada banyak pengetahuan baru yang saya sebagai orang asli daerah pun tidak tahu. Meskipun pengetahuan tersebut statusnya masih cerita dari mulut ke mulut.
Dari buku ini, tepatnya pada kisah Datu Banua Lima, saya baru tahu kalau Kerajaan Negara Dipa bukanlah kerajaan pertama di Kalimantan Selatan. Sebelumnya ada Kerajaan Tanjungpuri yang berasal dari para pendatang dari Kerajaan Sriwijaya.
Yang dari Kalimantan Selatan pasti familiar dengan nama Tanjungpuri kan? Tanjungpuri itu nama daerah tempat objek wisata di Kabupaten Tabalong. Nah saya baru tahu kalau nama Tanjungpuri itu berasal dari nama kerajaan, *dasar tidak gaul*.
Saya juga baru tahu kalau Puteri Junjung Buih adalah puteri dari Raja Kartapala. Raja yang memerintah di Kerajaan Tanjungpuri.
Rasanya dulu saya pernah membaca entah di buku mana kalau Puteri Junjung Buih ini lahir dari buih yang muncul dari hasil pertapaan Lambung Mangkurat. Lambung Mangkurat kan Patih dari Kerajaan Negara Dipa? So, jadi yang mana yang benar ya?
Saya juga baru tahu kalau ada tiga nama Kabupaten di daerah Hulu Sungai yang diambil dari nama Lima Panglima Kerajaan Tanjung Puri. Mereka adalah Tabalong, Balangan dan Tapin. Dua sisanya merupakan nama daerah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu Alai (Batang Alai) dan Hamandit (Batang Hamandit). Kisah Datu Banua Lima ditutup dengan kisah + fakta yang membuat saya yang berasal dari daerah pahuluan ini merasa bangga luar biasa ^^
Dari kisah Datu Patih Ampat, saya baru tahu kalau Datu Pambalah Batung yang --- nama beliau dijadikan nama Rumah Sakit di Amuntai sekaligus nama jalan rumah saya --- beserta tiga Datu lainnya, meskipun sudah gaib, tapi ternyata masih bisa dipanggil. Nah, hayooo, siapa yang berani coba memanggil Datu? :D
Sebelum membaca buku ini, saya menganggap sebutan Datu ini hanya untuk orang-orang yang memiliki keramat yang ilmu agama Islamnya tinggi semisal Datu Kalampayan.
Tapi ternyata para panglima kerajaan jaman dulu pun bisa dipanggil Datu. Setelah saya cek di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Salah satu dari arti Datu adalah orang yang keramat. Jadi asalkan punya keramat maka seseorang sudah bisa dipanggil Datu.
Dari tadi saya banyak membahas Datu-Datu yang berasal dari kerajaan lama. Lalu bagaimana dengan Datu-Datu yang ilmu agama Islamnya nya tinggi? Semisal Datu Kalampayan, Datu Nuraya, Datu Sanggul, Datu Suban dan Datu-Datu lainnya.
Well, sekali lagi, silakan dibaca sendiri. Membaca kisah-kisah para Datu ini membuat saya merasa kalau ilmu agama saya masih sangat sangat sangat jauh sekali. Ya iyalah ya, dibandingkan sama Pak Haji di seberang rumah saja saya masih kalah jauh ;(
Tapi kisah mereka tidak membuat saya minder dan pasrah. Biasanya sih kalau saya melihat orang yang tampaknya lebih alim daripada saya, saya akan merasa minder. Namun, kisah-kisah para Datu ini malah membuat saya semangat untuk meningkatkan ibadah. Mungkin gara-gara keramat beliau-beliau ini ya? Wallahu a'lam.
Oh ya, ada satu lagi informasi penting dari buku ini yang membuat saya penasaran sekali ingin mencoba. Ini ada hubungannya dengan lewat di daerah Tatakan di Kabupaten Tapin. Catat ya, cuma "lewat".
Ngomong-ngomong, apakah kalau kita ingin pergi dari Banjarmasin ke Hulu Sungai otomatis akan melewati Tatakan? Nanti saya cari tahu dulu deh. Pokoknya ada yang ingin saya coba. Penasaran? Baca saja kisahnya di cerita Datu Nuraya :D
Terus...terus...soal tampilan bukunya. Saya lebih suka cover yang ini daripada cover edisi lama. Tapi typo atau kesalahan ketik di dalamnya banyak sekali.
Sebetulnya saya tidak terlalu bermasalah dengan typo. Asal kata-katanya masih bisa dibaca dan dimengerti maka tidak apa-apa. Soalnya saya yang cuma mengetik tulisan di blog saja masih belum bisa bebas dari typo, apalagi mengetik untuk sebuah buku yang tebalnya ratusan halaman.
Tapiiii kan kalau typo-nya kebanyakan, mengganggu juga sih :D . Semoga nanti kalau di cetak ulang lagi kisah Datu-Datu ini bisa bebas dari typo. Meskipun penerbitnya cuma penerbit lokal, bukan berarti kita tidak bisa bebas dari typo seperti penerbit-penerbit besar di pulau Jawa kan ;)
Kemudian lanjut ke soal siapa yang cocok membaca buku ini. Mmmmm....saya rasa buku ini kurang cocok untuk dibaca anak kecil meskipun kisah-kisahnya bergaya dongeng. Ada beberapa cerita yang cenderung ke cerita orang dewasa. Ada cerita yang menurut saya kelewat seram sampai saya tidak berani ke kamar mandi malam-malam. Ada juga yang membuat saya merasa kalau ada makhluk halus yang memandangi saya waktu saya tidur.
Terus sekedar info, kalau ada yang iseng ngecek ISBN di cover belakang buku, saya rasa ISBN nya salah cetak. Soalnya ISBN itu punyanya buku Sajadah Iblis. Tapi ISBN yang di bagian identitas buku di halaman depan benar saja kok.
At last, saya memberi 3 dari 5 bintang untuk buku Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Terutama untuk pengetahuan-pengetahuan baru dan cerita-cerita Datu-nya yang memotivasi.
NB: Antrian baca saya berikutnya adalah buku hadiah yang kedua, judulnya Syekh Abdul Hamid Abulung: Korban Politik Penguasa. Tunggu review-nya ya *wink*
The Extraordinary Adventures of Arsѐne Lupin By Maurice LeBlanc #BookReview
irabooklover September 14, 2014 Book Review, Bukune, Maurice LeBlanc, Mystery, New Authors RC, Review 2014, TBRR No comments
Sinopsis:
Arsѐne Lupin ditangkap! Sosok pencuri itu berhasil dikenali oleh Ganimard --- sang detektif terkenal yang selalu memburunya. Tersangka pelaku pencurian kalung itu akhirnya masuk sel penjara. Namun, bukan si cerdik Arsѐne Lupin jika ia tak mampu melarikan diri. Siasat pintarnya bahkan mampu mengelabui penjaga penjara, Lalu bagaimana cara Lupin bebas dari penjagaan ketat?
***
Kali ini Sherlock Holmes datang telat memenuhi undangan dari tuan rumah Monsieur Devanne. Arsѐne Lupin telah berhasil melancarkan aksi pencurian di rumah mewah tersebut. Tak ada jejak yang ditinggalkan oleh sang pencuri. Apakah Holmes berhasil mengejar Lupin?
***
The Extraordinary Adventures of Arsѐne Lupin menceritakan aksi-aksi hebat dari si pencuri cerdik asal Prancis. Kelihaian mencuri yang dilakukan Arsѐne Lupin membuatnya dijuluki Gentleman Buglar. Tanpa meninggalkan jejak dalam tiap aksinya, Arsѐne Lupin selalu lolos dari buruan polisi dan detektif.
Love is ... Review
irabooklover September 13, 2014 Books, Indonesian Romance RC, Navika Anggun, New Authors RC, Romance, TBRR, teennoura No comments
Title: Love is ... | Author: Navika Anggun| Publisher: teen@noura | Edition language: Indonesian | Page: 220 pages | Edition: 1st Edition, Jakarta, Maret 2013 | Status: Pinjem di Perpustakaan Banjarbaru | My rating: 3 of 5 stars
Sinopsis:
Satria menerima secarik kertas yang Yuki berikan.
"Ini apa?"
Yuki berusaha mengatur napas agar bisa menjelaskan kepadanya. Namun, suara perempuan, yang memberitahukan bahwa pesawat menuju Seol akan segera berangkat kembali terdengar. Setidaknya untuk beberapa menit saja Yuki ingin menjelaskan isi surat itu pada Satria.
Sayangnya itu tidak mugkin, sehingga Yuki hanya meminta Satria untuk membacanya saja. "Kakak harus janji baru baca ini kalau sampai di pesawat nanti! Jangan sekarang!" katanya masih terengah-engah.
Satria pun pergi! Tanpa kata-kata perpisahan yang sebenarnya ingin Yuki sampaikan panjang lebar. Hanya satu benda yang menjembatani perasaannya. Sebuah arti cinta yang tertulis di atas selembar kertas.
Baca romance lagi :D
Parah deh. Indonesian Romance Reading Challenge 2014 saya progressnya ngadat. Saya betul-betul harus keluar dari zona nyaman tahun ini. Plus ditambah bonus rasa galau tiap habis baca romance. Apalagi kalau romance-nya sedih. Aduh hai.
Love is ... kisahnya sederhana. Tentang cinta antara dua orang sahabat di masa kecil. Segalanya kalau dilihat dari luar sih berjalan baik. Saya iri dengan tipe cinta seperti ini. Setidaknya mereka tidak perlu lagi gugup menghadapi keluarga masing-masing karena sudah akrab duluan.
Cuma masalahnya adalah kembali pada soal menyatakan perasaan. Kalau berkaitan dengan cinta mah, biar sudah sahabatan dari dulu juga tetap aja gugup yah :D . Seakan ktia tidak mengenal sahabat kita lagi karena perasaan itu sudah berubah jadi cinta. Tapi bisa juga karena kita merasa sahabat kita sudah sangat mengenal kita sehingga kita menganggap tanpa diberitahu tahu pun dia seharusnya sudah tahu, padahal tidak. Dan ini .... gawat.
Susah memang kalau berurusan dengan masalah cinta. Kadang kita terjebak dalam sebuah kesalahan. Sama seperti kata Yuki berikut:
Kesalahannya adalah tidak mudah membaca semua sikap Satria hingga terjebak dalam semua prasangka yang dibuatnya sendiri.
Prasangka membuat semuanya jadi rumit. Padahal kalau diucapkan semuanya bakalan jelas kan. Tapi resiko yang ditanggung besar juga sih. Hahahhh....no comment lagi deh.
Makanya saya lebih senang membaca cerita dongeng yang mengganggap cinta itu mudah dan sederhana. Coba lihat Putri Salju, Cinderella, Ariel, Aurora. Mereka semua jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya berharap bisa seperti para putri itu juga. Saling jatuh cinta pada pandangan pertama dan untuk selamanya #tsaaah.
At last, asik juga membaca kisah cinta dua orang sahabat yang sangat akrab tapi berubah jadi kikuk saat berhadapan dengan masalah cinta ini. Oh ya, dicerita ini, tokoh cowoknya, Satria, melanjutkan pendidikannya ke Korea loh. Tapi Korea nya tidak terlalu berasa menurut saya, hehehe.
And, 3 dari 5 bintang lah untuk The Love is ... . Terutama untuk kata-kata "Jika cinta, kenapa ragu?" . Eaaaaa...kenapa ya? Prasangka teman .... prasangka.
Sekali lagi saya merasa seperti diingatkan untuk jujur saja pada perasaan daripada nanti menyesal. Yah, meskipun rasanya saya belum sanggup untuk menanggung resikonya. Ja...jadi nanti saja deh *selfkeplak* :D
Scene on Three #32: Fireworks for Love
irabooklover September 13, 2014 Non Review, Scene on Three 1 comment
“Kuatur napas agar tidak melakukan kekonyolan. Aku cukup terkenal karena kerap bertingkah konyol. Menurutku, sih, itu caraku mengekspresikan emosi.”
(hal. 33)
....
Kalau saja saat itu mulutku bisa berucap barang dua atau tiga kata. Sayangnya, otakku saja yang terlalu mampet. Aku dengan mudah terjatuh dalam hipnotis dan hilang kesadaran, tidak sanggup mengatakan sesuatu yang bernilai. Reaksiku pun tidak mencerminkan apa pun. Ini lebih buruk dari konyol. Payah!
(hal. 43)
Scenes yang membuat saya suka dengan Darla. Konyol dan payah. Seperti saya ^^
Saya sering sekali mengalami apa yang dialami oleh Darla. Meskipun sudah tahu kalau cukup dengan mengatur napas saja, maka kita akan tenang dan berhenti bersikap konyol, tapi tetap saja, sikap konyol itu muncul dengan sendirinya tanpa bisa dikontrol. Kadang-kadang, sama seperti Darla, sikap konyol itu bisa menjadi lebih buruk dan berubah statusnya menjadi "payah".
Meskipun tidak bisa dijadikan alasan, tapi saya rasa inilah yang mengakibatkan saya cenderung menghindari berinteraksi dengan orang-orang, terutama orang-orang yang baru dikenal, atau kurang akrab dengan saya, atau orang yang saya suka *eh*.
Saya cenderung bersikap konyol kalau berbicara langsung atau menjadi pusat perhatian. So, saya lebih memilih menghindar atau diam. Ujung-ujungnya saya jadi dicap sombong oleh orang-orang :'(
Ahh...tapi seperti yang pernah saya bilang di SoT sebelumnya, saya ini tidak sombong, saya aslinya ramah dan kocak kok *dikeplakbareng* :D
Midnight for Charlie Bone Review
irabooklover September 13, 2014 Books, Children's Literature RP, Fantasy, Jenny Nimmo, New Authors RC, TBRR, Ufuk, Young Adult RC No comments
Title: Midnight for Charlie Bone - Tengah Malam Bagi Charlie Bone | Author: Jenny Nimmo | Publisher: Ufuk | Edition language: Indonesian | Page: 407 pages | Edition: 1st Edition, Jakarta, November 2010 | Status: Owned book | Purchase location: Obral Buku Murah Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru 2014 | My rating: 4 of 5 stars
Sinopsis:
Charlie merasakan jemari bak cakar mencengkeram bahunya. Nenek Bone membungkuk di atasnya. "Katakan apa yang kau dengar," desak Nenek Bone. "Suara-suara," kata Charlie. "Rasanya seperti berasal dari foto ini."
Akibat bakat ajaibnya, Charlie dikirim ke sekolah asrama Bloor's Academy ketika berusia sepuluh tahun. Sekolah itu berisi ratusan murid yang sepuluh diantaranya adalah anak-anak berbakat ajaib, seperti Billy yang bisa berbicara kepada binatang dan Gabriel yang bisa mendeteksi perasaan pemilik benda yang disentuhnya.
Di Bloor's Academy yang penuh misteri, Charlie menyelidiki hilangnya Emma, seorang anak perempuan yang diduga telah dihipnotis oleh Manfred Bloor, anak kepala sekolah. Bersama sahabat-sahabatnya, Benjamin dan Fidelio, Charlie berusaha mengungkapnya. Mampukah mereka memecahkan misteri tersebut? Selain itu, bisakah Charlie bertemu kembali dengan ayahnya, yang baru ia ketahui hilang, bukannya meninggal?"
Kehidupan Charlie Bone tiba-tiba berubah sejak dia tiba-tiba bisa mendengar suara dari sebuah foto. Ternyata Charlie termasuk anak yang diberkati. Gara-gara itu, Charlie pun dipaksa neneknya, Nenek Bone, untuk bersekolah di Bloor's Academy, tempat dimana 10 anak-anak yang diberkati seperti dirinya berada.
Gara-gara foto itu pula, Charlie terlibat dalam misteri hilangnya seorang anak. Charlie bertekad untuk mengembalikan anak hilang tersebut ke keluarga aslinya. Dan ternyata Bloor's Academy terlibat dalam hilangnya anak tersebut.
Bersama sahabatnya Benjamin dan juga teman barunya di sekolah, Fidelio, Charlie melakukan petualangan berbahaya untuk menyelamatkan si anak. Dalam petualangan itu, Charlie tidak sengaja mengetahui kalau ayahnya yang dikatakan sudah meninggal juga terkait dengan hilangnya anak itu, dan bahwa ayahnya ternyata hanya hilang, bukannya meninggal.
Berhasilkah Charlie, Benjamin, dan Fidelio mengembalikan si anak hilang ke keluarganya kembali? Sayangnya mereka bertiga tidak tahu kalau ada pengkhianat diantara teman-teman mereka. Dan mereka juga tidak menyadari kalau menyelamatkan anak tersebut juga berarti terlibat dalam perang keluarga yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Asik, akhirnya bisa kembali membaca fantasi setelah beberapa minggu terakhir berkutat dengan romance yang bikin galau :D . Kisah petualangan Charlie Bone di kastil Bloor's Academy lumayan seru. Membuat saya tidak sabar untuk terus membaca sampai akhir karena penasaran. Saking cepatnya saya membaca, saya jadi lupa beberapa hal penting seperti alasan kenapa judul bukunya Tengah Malam bagi Charlie Bone. Memangnya apa hubungannya tengah malam dengan Charlie? Halah. Seharusnya ini tidak jadi masalah sih, tapi kalimat diakhir buku jadi membuat saya berusaha mengingat informasi penting apa yang saya lewatkan sehubungan dengan tengah malam.
Dari awal saya sudah suka dengan cerita petualangan Charlie. Asyik, lucu, menghibur dan penuh dengan keajaiban. Belum lagi suasana kastil Bloor's Academy yang membuat saya juga ingin sekolah di sana. Dengan mengabaikan kepala sekolah dan keluarganya serta ibu asrama tentunya.
Sayangnya bagian ending-nya, selain ujung-ujungnya membuat saya merasa pikun, saya juga merasa kurang greget. Saya berharap ada pertarungan yang seru, tapi ternyata.....aneh.
At last, selamat berpetualang di Bloor's Academy bersama Charlie dan kawan-kawan. Ngomong-ngomong saya suka sekali sama Fidelio dan keluarganya. Hidup mereka ceria dan seperti tanpa beban. Rumah mereka senantiasa dihiasi dengan bunyi beragam alat musik. Kereeen.
And, 4 dari 5 bintang deh untuk Charlie. I really liked it.
Fireworks for Love Review
irabooklover September 09, 2014 Baca Bareng BBI, Books, de TEENS, Indonesian Romance RC, New Authors RC, Romance, Teenlit, Wulan Murti No comments

Baca Bareng Agustus Tema Buku Baru Indonesia yang Terbit Tahun 2014
Judul: Fireworks for Love | Pengarang: Wulan Murti | Edisi bahasa: Indonesia | Penerbit: De TEENS (Cetakan I, Jogjakarta, Januari 2014) | Jumlah halaman: 334 halaman | Status: Owned book | Date purchased: August, 28th 2014 | Purchase location: Toko Buku Kharisma Banjarbaru | Price: Rp48.900,- | My rating: 3 of 5 stars
Telaaaaaaaaaaaat......
Telat buat posting bareng Agustus tema Buku Baru Indonesia Terbitan Tahun 2014. Beli bukunya aja baru sehari sebelum posbar, hehehe. Tapi untunglah linky tool nya masih dibuka. Jadi masih bisa eksis di kumpulan link posbar bulan Agustus :D
Untuk pertama kalinya perpustakaan kota Banjarbaru tidak punya tema posbar BBI. Buku paling baru yang ada di perpustakaan tahun terbitnya 2013. Rencananya sih saya mau beli bukunya di toko buku Gramedia di kota Banjarmasin. Tapi sampai sehari sebelum posbar saya tidak punya waktu luang untuk jalan-jalan ke kota Banjarmasin. Akhirnya mepet deh beli bukunya di toko buku di kota Banjarbaru saja.
Sempat bingung karena pilihan di toko buku itu terbatas. Untung buku Fireworks for Love ini cover-nya cantik dan ada yang sampul plastiknya sudah terbuka. Jadinya saya bisa langsung tahu kalau buku ini terbitan tahun 2014. Langsung deh disambar. Langsung dibaca hari itu juga dan ternyata tidak selesai dalam satu hari karena kecepatan saya kalau membaca buku romance itu sangat lambat.
Daan sebelumnya, ayo kita intip dulu sinopsis yang nongol di cover belakang buku:
Mungkin seharusnya tidak, tapi aku mencintaimu....
Darla..., maaf jika ini mengganggumu. Tapi aku punya sesuatu yang perlu kukatakan. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku menyukaimu. Aku tak ingin mengubah keputusanmu. Aku tahu tak akan bisa, Karena aku lelaki bodoh. Aku, hanyalah orang yang menyebalkan. Padahal aku menyukaimu. Aku menyayangimu. Kagum padamu. Bangga padamu. Semangatmu, senyum dan tawamu, motivasimu, perhatianmu pada semua orang, pengertianmu. Kau berbeda. Kau ingin kumiliki.
Sekali lagi aku yang bodoh. Saat kau sendiri, aku malah tak bergegas menemani. Aku membiarkanmu pergi. Aku melepasmu. Membuang kesempatanku.
Kau tak perlu menunggu kesempatan kedua untuk mengungkapkan cintamu.
Nah....setelah membaca sinopsisnya, semangat saya langsung turun. Lagi-lagi tentang cinta yang sudah terlambat. Berpotensi membuat saya nangis bombay lagi.
Tapi ya sudahlah. Saya teruskan membaca dan kejutaaaaaan....ini buku romance pertama yang sukses saya lahap tanpa perlu meneteskan air mata :D
Awalnya saya tidak mengerti dengan jalan ceritanya. Sempat mengira buku ini model omnibook. Mungkin ceritanya memang terpisah-pisah tapi dikaitkan oleh satu tema Fireworks *keingat Blue Romance by Sheva Thalia*. Tapi setelah baca sinopsis-nya di Goodreads, saya baru ngeh kalau tokoh utama di buku ini ada dua orang, yaitu Darla dan Tara.
Darla adalah seorang designer interior dan Tara adalah seorang chef pastry. Dua-duanya sama-sama patah hati dan dua-duanya sama-sama "melarikan diri" ke Macau. Di Macau mereka berusaha melupakan masa lalu dan memulai hidup baru di bidang kesukaan mereka masing-masing. Pekerjaan mereka jua lah yang akhirnya mempertemukan dua gadis asal Indonesia ini.
Tara yang selama ini selalu sendiri karena pernah dikhianati temannya akhirnya memberikan kepercayaan kepada Darla untuk menjadi sahabatnya. Bisakah kedua gadis ini akhirnya melupakan masa lalu mereka masing-masing? Well...well...kita lihat saja bagaimana kisah Darla yang periang dan Tara yang pendiam untuk menemukan cinta mereka masing-masing :D
Gaya penceritaannya dibuku ini, IMO, aneh dan kadang tidak nyambung, tapi somehow, tidak terlalu mengganggu bagi saya. Saya masih bisa paham, walaupun tidak paham-paham amat, dengan apa yang terjadi pada masa lalu Darla dan Tara.
Saya suka dengan gaya Darla. Konyol seperti saya #eh. Saya juga suka dengan Tara, kami mirip, punya impian untuk sekolah lebih tinggi tapi tidak mendapat dukungan dari orang tua. Saya harap saya akhirnya juga bisa seperti Tara, menemukan "peri penolong" yang bisa membantu mewujudkan impian saya.
At last, meskipun ceritanya sedikit berasa incomplete dan kadang berasa tidak nyambung, rating saya untuk novel ini adalah 3 dari 5 bintang. Meskipun saya tidak tahu Macau itu seperti apa, tapi saya suka dengan deskripsi suasana Macau di buku ini. Dan sekali lagi, saya suka dengan sifat Darla yang ceria sekaligus konyol. Juga dengan impian-impian Tara. Dan bagaimana kecintaan mereka terhadap design interior dan chef pastry . Intinya ceritanya dapat menghibur saya dan saya menikmatinya *apacoba*. So, I liked it. ^^
Biru pada Januari Review
irabooklover September 06, 2014 Aditia Yudis, Books, Gagas Media, Indonesian Romance RC, New Authors RC, Romance, TBRR No comments
Title: Biru pada Januari | Author: Aditia Yudis | Publisher: Gagas Media | Edition language: Indonesian | Page: 360 pages | Edition: 1st Edition, Jakarta, 2012 | Status: Pinjem di Perpustakaan Banjarbaru | My rating: 3 of 5 stars
Sinopsis:
Akan kuberitahu kau satu hal
yang paling kuinginkan saat ini....
Waktu berhenti sehingga aku dan kau
terbingkai dalam keabadian.
Aku tak ingin semua berlalu,
seringkas embun meninggalkan pagi.
Simpan saja kata-kata bersalut madumu.
Aku tak butuh rayu,
aku hanya ingin bersamamu.
Selalu.
Aku hanya ingin bersamamu. Selalu. Haduh, kalimat ini, sepertinya akan selalu terngiang-ngiang di kepala saya. Soalnya kalimat pendek ini, IMO, merangkum semua kesan saya setelah membaca cerita cinta Samudra dan Mayra. Aku hanya ingin bersamamu. Titik.
Samudra dan Mayra sudah berpacaran selama tujuh tahun. Mayra sudah dianggap anak sendiri oleh orang tua Samudra. Sebentar lagi mereka berdua akan menikah.
Tapi ada sebuah perdebatan kecil yang mengganggu hubungan mereka. Samudra ingin mengajak Mayra pindah ke Balikpapan, sedangkan Mayra enggan meninggalkan Jakarta. Hal ini membuat pernikahan mereka selalu tertunda.
Tapi bukan itu masalah utamanya. Masalahnya adalah saat ini, cinta pertama mereka masing-masing hadir kembali. Camelia untuk Samudra dan Adam untuk Mayra. Entah kenapa, dulu, saat mereka masih sendiri, jalan mereka tidak pernah bersinggungan. Satu sama lain hanya bisa mengagumi dari jauh. Tanpa ada kata cinta yang terucap.
Namun sekarang, saat Samudra dan Mayra hampir menikah, Camelia dan Adam akhirnya menyatakan perasaan mereka. Mengatakan kalau sejak dulu Camelia sudah mencintai Samudra dan Adam ternyata juga mencintai Mayra.
Bagi Samudra, Camelia dan Mayra mirip, mereka sama-sama suka biru. Sedangkan bagi Mayra, Adam adalah langit dan Samudra adalah samudra, sama-sama biru.
Nah, apa yang harus Samudra dan Mayra pilih? Akankah mereka memilih hubungan mereka yang sudah berlangsung selama tujuh tahun atau memilih impian mereka yang sekarang sudah menjadi kenyataan?
Kalau saya, bingung deh pastinya. Galau tingkat akut. Saya paham bagaimana perasaan Samudra dan Mayra (atau Mayra saja lebih tepatnya karena kita sama-sama cewek :D) ketika kita menyukai seseorang tapi seseorang itu tidak memberikan tanda apakah dia menyukai kita balik atau tidak.
Membuat kita bingung apakah sebaiknya menunjukkan perasaan kita atau tidak. Dan kita selalu gugup kalau berada didekat orang yang kita suka sehingga komunikasi jarang terjalin dengan baik. Dan ujung-ujungnya daripada galau, akhirnya kita memutuskan untuk menyukai orang lain yang jelas-jelas menunjukkan perasaannya sukanya pada kita. Tanpa mengetahui kalau orang yang kita taksir ternyata juga naksir kita. Haaah, seandainya saja kita tahu. *halah malah curcol*.
So, no comment lagi deh buat masalah Samudra sama Mayra. Kalau dari segi ceritanya sendiri, meskipun rada kurang jelas dan alurnya maju mundur, tapi somehow saya bisa menangkap apa yang dikisahkan oleh si pengarang. Saya berhasil larut dalam birunya Januari bersama Mayra dan Samudra. Saya nangis membaca surat Mayra diakhir kisah walaupun, IMO, ending-nya juga rada kurang jelas #eh.
Ngomong-ngomong buku ini saya pinjam dari perpustakaan. Tertarik karena cover-nya cantik. Cerita awalnya yang bernuansa perselingkuhan membuat saya malas melanjutkan membacanya. Soalnya saya suka tipe cerita cinta yang you're the only one.
Tapi setelah akhirnya punya waktu weekend yang panjang, saya tetap meneruskan membaca dan ternyata bisa selesai sekali duduk. Tahu begini dari dulu-dulu saya teruskan baca. Sekarang sudah terlanjur tiga minggu saya meminjam buku ini dari perpustakaan. Maafkan saya kakak-kakak pustakawan. Saya akan kembalikan buku ini segera. Jangan dimarahin ya *gugup*.
Sebenarnya ada beberapa quote keren dari buku ini. Tapi quote-nya bikin sakit hati. Jadi gak usah ditulis saja ya. Saat ini saya ingin bahagia bukan galau :D
At last, selamat merasakan kegalauan Samudra dan Mayra dalam kisah cinta mereka yang rumit. Berdoa saja semoga kisah cinta mereka hanya ada dalam cerita :'(
And, 3 dari 5 bintang untuk Biru pada Januari. Terutama untuk kata-kata indah Mayra tentang birunya langit dan samudra. I liked it.
Link Of The Week #15: The Best People To Fall in Love With
irabooklover September 05, 2014 Link of The Week, Non Review No comments
Link of The Week hadir kembali, hehehehe. Maaf yah teman-teman.....LoTW sempat vakum selama kurang lebih 3 bulan karenaaaaaaa....tidak ada link yang ingin saya share #dikeplakbareng.
Ehm....langsung saja ya. Minggu ini saya ingin nge-share link yang banyak banget dishare oleh teman-teman di Facebook. Link ini bisa bikin kita-kita yang ngakunya book lover jadi cengengesan sendiri :D
Kenapa? kenapa? kenapa? Dilihat dari judulnya saja kayaknya sudah tahu kenapa dong ya. Tapi biar lebih puas silakan dikunjungi link-nya. Cekidot :D
Mau Dapat Kekasih Ideal? Cari Dia yang Hobi Baca Buku
Why Readers, Scientifically, Are The Best People To Fall in Love With
***
Scene on Three #31: The Mint Heart
irabooklover September 03, 2014 Non Review, Scene on Three 2 comments
“Dia memang selalu begitu, dingin. Namun, begitulah dia, dan aku menyukainya tanpa banyak protes, seperti aku menyukai mint ice cream yang membekukan lidahku. Dia mirip seperti itu, paling dingin dari yang terdingin.”
(hal. 5)
Baru halaman ke-5 dari The Mint Heart by Ayuwidya dan saya sudah menemukan scene yang menarik dan bikin hati mencelos. Scene ini miliknya Lula, tokoh cewek utama kita dan ditujukan ke Leon, tokoh cowok yang katanya dingin itu. Hihihi.
Nah, menariknya karena, IMO, somehow, cara Lula menyampaikannya rasa sukanya sama Leon itu sangat indah. Sampai-sampai membuat saya jadi kepengen juga ketemu sama cowok dingin ganteng kayak Leon. Meskipun pastinya cowok model kayak Leon ini nyebelinnya setengah modar #eh.
Trus yang bikin hati saya mencelos, alih-alih ketemu cowok seperti itu.... yang ada dan sudah tidak terhitung lagi.... malah saya-nya yang dibilang cowok bermuka jutek dan bertampang preman oleh teman-teman. Dengan kata lain, saya pengen ketemu cowok kayak Leon tapi sepertinya malah saya yang jadi Leon, dibilang cowok pula....hahhahh.
Tapi jangan salah sangka ya teman-teman, saya ini bertampang jutek ala preman bukan karena saya sombong, tapi karena saya pemalu *preeeet*. Toh, kalian akhirnya tahu juga kalau saya ini sebetulnya ramah dan baik hati *preeeet part 2*.
Terus mau gimana lagi, memang tampang saya default-nya kayak gini, maaf deh kalau menurut kalian tampang saya jutek ala preman, hehehe. Tapi satu hal yang pasti, saya ini asli cewek loh, bukan cowok :D