Identitas Buku
Little Women - Gadis-Gadis March • Louisa May Alcott • @bukugpu • Edisi digital Bahasa Indonesia, dibaca di aplikasi @gramediadigital #gatalreview
Review
Ini adalah yang keduakalinya saya membaca Little Women. Saya membacanya pertama kali tahun 2015. Waktu itu saya baca edisi paperback terbitan penerbit Qanita. Sekarang saya baca ulang versi digitalnya terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Waktu pertama kali membaca Little Women, saya merasa ceritanya agak mirip dengan seri The Story Girl karya L.M. Montgomery. Saya lebih dulu membaca The Story Girl dan menurut saya buku itu bagus sekali sehingga belum bisa lepas dari bayang-bayang (haduh ai bayang-bayang) Gadis Pendongeng dan para sepupunya.
Membaca ulang Little Women setelah 10 tahun memberikan kesan yang berbeda. Saya jadi lebih menyadari keberadaan tokoh Mrs. March. Mungkin karena saat ini saya juga sudah menjadi seorang ibu. Banyak teladan berharga yang dicontohkan Mrs. March kepada anak-anaknya sehingga, somehow, membuat saya merasa lebih terkoneksi dengan cerita dan memotivasi saya untuk bisa menjadi ibu yang lebih baik, *uhuk*.
Membaca Little Women ini memberikan efek heartwarming bagi saya. Cocok dijadikan pelarian saat ketemu orang-orang yang menyebalkan di dunia nyata, *eh, *jadi curcol.
Pesan-pesan tentang kebaikan budi pekerti serta gambaran keindahan alam di abad ke-19 menjadi pengingat bahwa masih banyak orang baik di dunia ini. Yang jadi favorit saya kali ini adalah pesan Mrs. March kepada Jo tentang bagaimana mengelola emosinya.
At last, 4 dari 5 cinta untuk Little Women. I really liked it ❤❤❤❤.
Kutipan favorit:
“Ketika ia mengangkat tirai untuk mengintip ke arah kegelapan malam, bulan tiba-tiba muncul dari balik awan, dan bersinar bagaikan seraut wajah yang menenteramkan hati anak manusia seolah-olah berbisik di tengah kesenyapan malam, ‘Tabahlah, hati yang baik! Akan selalu ada cahaya di balik awan gelap. ‘“
—halaman 265


0 Comments:
Posting Komentar